Tersinggung Perkataan Korban, Darwansah Bacok Zaini Hingga Tewas

Reporter: Akda |

Editor: Rian Sumeks |

Rabu , 05 Feb 2025 - 20:18

Tersinggung Perkataan Korban, Darwansah Bacok Zaini Hingga Tewas-Foto: IST -

BANYUASIN, SUMATERAEKSPRES.ID - Insiden tragis terjadi di Dusun II, Desa Budi Asih, Kecamatan Pulau Rimau, Kabupaten Banyuasin, pada Rabu (5/2) sekitar pukul 13.00 WIB.

Seorang pria bernama Darwansah (45) nekat menghabisi nyawa Zaini (60), seorang bos koperasi asal Desa Rukun Makmur, setelah merasa tersinggung oleh perkataan korban.

Peristiwa berdarah ini bermula ketika keduanya bertemu di Jalan RT 08 RW 01 Desa Budi Asih.

Awalnya, perbincangan berlangsung biasa, hingga akhirnya korban mengucapkan kata-kata yang dianggap tidak pantas oleh pelaku.

Diduga tersulut emosi, Darwansah langsung mengambil sebilah parang dari keranjang motornya dan menyerang Zaini secara membabi buta.

Menurut keterangan Kapolsek Pulau Rimau IPTU Yusri Meriansyah, SH, pelaku awalnya berniat membacok kaki korban, namun serangannya meleset.

Tak berhenti di situ, Darwansah kemudian mengayunkan parang ke arah kepala Zaini berkali-kali hingga korban terkapar berlumuran darah di lokasi kejadian.

Setelah melakukan aksinya, pelaku langsung melarikan diri dan bersembunyi di perkebunan sawit Desa Wana Mukti, Kecamatan Pulau Rimau.

Pelaku Ditangkap Dua Jam Usai Kejadian

Polisi yang menerima laporan langsung bergerak cepat. Tim opsnal Polsek Pulau Rimau segera melakukan penyisiran di area perkebunan sawit tempat pelaku bersembunyi.

Hanya dalam waktu dua jam, Darwansah berhasil diringkus tanpa perlawanan.

tersinggung perkataan korban, darwansah bacok zaini hingga tewas                            banyuasin, sumateraekspres.id - insiden tragis terjadi di dusun ii, desa budi asih, kecamatan pulau rimau, kabupaten banyuasin, pada rabu (5/2) sekitar pukul 13.00 wib.
seorang pria bernama darwansah (45) nekat menghabisi nyawa zaini (60), seorang bos koperasi asal desa rukun makmur, setelah merasa tersinggung oleh perkataan korban.
peristiwa berdarah ini bermula ketika keduanya bertemu di jalan rt 08 rw 01 desa budi asih.
awalnya, perbincangan berlangsung biasa, hingga akhirnya korban mengucapkan kata-kata yang dianggap tidak pantas oleh pelaku.
baca juga:install aplikasi penghasil uang 2025, cairkan hingga rp400.000 langsung ke e-wallet kamu!
baca juga:satpol pp oki akan kirim surat peringatan ketiga ke pkl taman segitiga emas kayuagung
diduga tersulut emosi, darwansah langsung mengambil sebilah parang dari keranjang motornya dan menyerang zaini secara membabi buta.
menurut keterangan kapolsek pulau rimau iptu yusri meriansyah, sh, pelaku awalnya berniat membacok kaki korban, namun serangannya meleset.
tak berhenti di situ, darwansah kemudian mengayunkan parang ke arah kepala zaini berkali-kali hingga korban terkapar berlumuran darah di lokasi kejadian.
setelah melakukan aksinya, pelaku langsung melarikan diri dan bersembunyi di perkebunan sawit desa wana mukti, kecamatan pulau rimau.
baca juga:kebun kelapa sawit ptp mitra ogan dijarah, manajemen minta pengamanan aset negara
baca juga:gm bandara smb ii palembang: peminat penerbangan internasional masih tinggi
pelaku ditangkap dua jam usai kejadian
polisi yang menerima laporan langsung bergerak cepat. tim opsnal polsek pulau rimau segera melakukan penyisiran di area perkebunan sawit tempat pelaku bersembunyi.
hanya dalam waktu dua jam, darwansah berhasil diringkus tanpa perlawanan.
"pelaku sudah kita amankan dan langsung dibawa ke mapolres banyuasin," ujar kapolres banyuasin akbp ruri prastowo, sik, melalui kapolsek pulau rimau iptu yusri meriansyah, sh, rabu (5/2) malam.
dalam penangkapan tersebut, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya sebilah parang yang digunakan untuk menghabisi korban, serta topi dan pakaian milik zaini yang berlumuran darah.
jerat hukum menanti pelaku
akibat perbuatannya, darwansah kini harus mempertanggungjawabkan tindakannya di hadapan hukum. ia dijerat pasal 351 ayat (3) kuhp tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara.
kasus ini menjadi pengingat betapa pentingnya mengendalikan emosi dalam setiap interaksi sosial.
kepolisian pun mengimbau masyarakat untuk selalu menyelesaikan konflik secara damai agar insiden serupa tidak kembali terulang.