Menyambut Malam yang Agung (Lailatul qadr)

Oleh: Prof Dr H Duski Ibrahim MAg , Guru besar UIN Raden Fatah Palembang -FOTO: IST-
SUMATERAEKSPRES.ID - APA malam yang agung? Malam yang agung dikenal dengan lailatul qadr. Dalam Alquran surat al-Qadr, Allah SWT berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkanya (Alquran) pada malam qadar. Dan tahukah engkau apa malam qadar itu? Malam qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (alam itu) sampai terbit fajar.
Menurut para ulama, malam yang agung atau lailatul qadr terjadi pada bulan Ramadan, dan tidak ada pada bulan yang lain. Imam al-Qurtubi dalam kitab tafsirnya mengatakan, bahwa bulan diwajibkan puasa ini dinamakan bulan Ramadan karena ia membakar dosa-dosa, dengan amal-amal saleh (al-Qurtubi, t.t. 2: 290).
Dengan ungkapan lain, amal-amal shaleh yang dilakukan seseorang yang berpuasa (sha`im) di bulan ramadhan, baik puasa, shalat, qiyam al-lail, akan menghapus dosa-dosa yang pernah dilakukan.
Pada malam yang agung atau lailatul qadr, pahala amal saleh yang dilakukan umat Islam yang beriman dan bertakwa akan dilipatgandakan oleh Allah SWT, melebihi malam yang lain. Sebab, amal yang shaleh di malam yang agung atau lailatul qadr itu, kata Allah SWT, lebih baik dari amal seribu bulan (1.000 bulan) atau lebih kurang delapan puluh tiga tahun empat bulan (83 tahun, 4 bulan).
BACA JUGA:WOW! Tung Tung Sahur, Tren Viral di YouTube Selama Ramadan yang Menghibur
Inilah salah satu makna keistimewaan di bulan Ramadan, yang Tuhan sendiri akan membalas dan menentukan pahalanya. Kapan datangnya malam yang agung atau lailatul qadr itu? Dalam menjawab pertanyaan ini, Rasul bersabda: “Carilah malam yang agung atau lailatul qadr itu pada malam-malam di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan.” (HR al-Bukhari-Muslim).
Sebenarnnya Rasul pernah ingin memberitahukan kepada umatnya tentang waktu yang persis malam yang agung tersebut, tetapi Allah SWT menghendaki agar waktunya tetap dirahasiakan, supaya hamba-hamba-Nya tetap bergairah untuk beribadah di bulan Ramadan, terutama di sepuluh hari akhir bulan tersebut.
Menurut sebagian besar ulama, malam yang agung atau lailatul qadr itu jatuh pada salah satu malam ganjil di 10 malam terakhir bulan Ramadan, yaitu pada tanggal 21, 23, 25, 27, atau 29 Ramadan.
Mereka ini tampaknya menafsirkan hadis-hadis Rasul di atas dan menghubungkannya dengan kesukaan Tuhan terhadap yang ganjil-ganjil. Sesungguhnya Tuhan itu ganjil dan Dia suka dengan yang ganjil.
Bagaimana cara kita menyambut kedatangan malam yang agung atau lailatul qadr? Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kepada umatnya dan memang dia sendiri telah mempraktikkan cara menyambut malam yang agung tersebut.
Sesuai dengan yang diajarkan dan diamalkan Nabi, maka pada10 hari terakhir bulan Ramadan kita hendaklah lebih meningkatkan ibadah-ibadah, dengan memperbanyak salat malam (qiyam al-lail), seperti salat tahajud, salat hajat, selain tarawih dan witir.