Tidak Bergaji Tetap Bertaji, Pertandingan Sarat Emosi Sriwijaya FC (3) vs PSPS (2)
SELEBRASI : Meghon Valpoort selebrasi golnya dengan mendukung M Revaldo Lestaluhu. Gol Meghon pada menit ke-72, mengantarkan kemenangan SFC atas PSPS dengan skor akhir 3-2, dalam laga di Gelora Sriwijaya Jakabaring, Sabtu (14/12).- FOTO: BUDIMAN/SUMEKS-
"Mudah-mudahan apa yang mereka lakukan sore ini menjadi titik balik untuk SFC yang kita cintai. Saya percaya akan ada orang baik, mungkin semacam ‘dewa penyelamat,’ yang peduli dengan kondisi tim ini," tambah Hendri dengan nada penuh harap.
Meski di tengah tekanan berat, Hendri mengaku fokus pada pendekatan psikologis untuk menjaga semangat para pemain. Dia memahami tantangan yang dihadapi tim, terutama karena persoalan finansial yang belum terselesaikan.
"Saya bermain di ranah psikologis. Tekanan ini sangat berat, dan kami berusaha menjaga fokus dari putaran pertama hingga saat ini. Yang jelas, saya bekerja dengan hati untuk tim ini," tegasnya.
Hendri juga menegaskan pentingnya perhatian dari pihak-pihak terkait. Terutama karena para pemain memiliki tanggung jawab kepada keluarga mereka. “Pemain-pemain ini punya anak dan istri. Tanggung jawab moral saya adalah memastikan mereka mendapatkan perhatian yang layak," tuturnya sembari tertunduk, hampir meneteskan air mata.
Sementara itu, Bima salah seorang pemain SFC, mengungkapkan bahwa timnya belum menerima gaji selama dua bulan. Bahkan memasuki bulan ketiga. Meski demikian, kekompakan dan motivasi yang diberikan oleh pelatih menjadi kunci mereka bermain tanpa beban.
"Tapi kami tetap solid. Pelatih selalu memberikan motivasi dan mengingatkan untuk fokus di lapangan, tanpa memikirkan hal-hal di luar. Akhirnya kami sepakat untuk bermain tanpa beban, dan itu membawa hasil positif," ungkap Bima.
Dia berharap kemenangan ini menjadi awal kebangkitan bagi SFC. "Semoga ada perhatian lebih untuk tim ini. Kami semua punya keluarga, dan kondisi ini sangat membebani mereka. Tapi kami percaya akan ada jalan," ujarnya.
Menutup wawancara, Hendri dan Bima sepakat bahwa laga tandang minggu depan akan menjadi tantangan besar. Namun dengan semangat dan kerja keras, mereka optimis untuk terus berjuang hingga akhir musim.
"Kami akan terus fight. Masih ada peluang untuk menyelamatkan diri dari degradasi, dan kami akan memberikan yang terbaik untuk SFC," pungkas Hendri dengan penuh tekad.
Terpisah, PSPS Pekanbaru harus menelan pil pahit setelah kalah dari SFC dalam laga lanjutan Liga 2. Meskipun pertandingan berlangsung sengit, tim besutan Coach Aji Santoso tidak mampu menunjukkan performa terbaiknya seperti biasanya.
Dalam konferensi pers usai pertandingan, Aji Santoso mengungkapkan beberapa hal terkait kekalahan ini. Termasuk evaluasi untuk pemainnya. "Cukup disayangkan kami kalah. Sejujurnya, permainan Sriwijaya FC juga tidak sepenuhnya stabil karena mereka sedang menghadapi beberapa masalah internal,” sebutnya.
Namun, Aji tetap mengapresiasi semangat anak-anak asuhnya. “Sayangnya kami bermain tidak seperti biasanya. Kalau biasanya kami bermain sangat bagus, kali ini mungkin anak-anak terlalu percaya diri (overconfidence). Hal ini akan menjadi evaluasi untuk seluruh pemain," ulasnya.
Aji juga menekankan bahwa pertandingan ini memberikan banyak pelajaran berharga bagi timnya. "Kami harus mengembalikan fokus dan meningkatkan konsistensi permainan. Kekalahan ini bukan hanya soal taktik, tapi juga mentalitas," tambahnya.
Menurut coach Aji, overconfidence yang dirasakan para pemain PSPS Riau menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi performa mereka di lapangan. “Mungkin anak-anak merasa terlalu yakin bisa menang karena melihat lawan tidak dalam kondisi terbaik. Tapi ini sepak bola, segalanya bisa terjadi,” akunya.
Evaluasi akan dilakukan agar ke depannya mereka tidak terjebak dalam situasi serupa. “Kami harus kembali bekerja keras. Sepak bola adalah perjalanan panjang, dan kekalahan ini akan menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik,” tutup Aji Santoso penuh harap.