https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Diversifikasi Produk Hilir Nata de Coco

INOVASI : Anak-anak SMPIT Raudhatul Ulum Desa Sakatiga berinovasi membuat produk nata de coco. -foto: ist-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Nata merupakan selulosa ekstraseluler yang dihasilkan dari aktivitas bakteri Acetobacter xylinum dalam proses fermentasi, salah satu makanan kesehatan yang kaya serat dengan media fermentasi air kelapa.

Nata digunakan untuk menyebut pertumbuhan menyerupai gel atau agar-agar yang terapung yang dihasilkan bakteri Acetobacter Xylinum di permukaan media yang mengandung sumber karbon (gula), hidrogen, nitrogen, dan asam. 

“Mekanisme terbentuknya nata de coco oleh Acetobacter xylinum terdiri dari tiga tahap. Pertama terjadinya hidrolisis sukrosa pada substrat menjadi fruktosa dan glukosa akibat enzim sukrase.

Tahap kedua perubahan glukosa α-D-intramolekul menjadi bentuk beta (β-D-glukosa) menggunakan enzim isomerase yang ada pada bakteri Acetobacter xylinum, dan ketiga terjadi polimerisasi selulosa (glukosa dalam bentuk β) melalui pengikatan 1,4-β-glisokida antarmolekul glukosa,” ujar Citra Defira, Dosen Prodi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Unsri. 

BACA JUGA:Manfaat Makanan Fermentasi

BACA JUGA:Perhatikan Kesehatan, Bisa Pakan Fermentasi

Inovasi ini juga digawangi Merynda Indriyani Syafutri, Parwiyanti, Eka Lidiasari, Tri Wardani Widowati,  Friska Syaiful, Onne Akbar Nur Ichsan, Citra Pratiwi dari Jurusan Teknologi Pertanian. Dikatakan, berdasarkan data statistika tahun 2003, kelapa adalah satu komoditi unggulan Sumsel yang menghasilkan 61.279 ton. “Produk berbasis Nata de coco dapat dijadikan produk hilirisasi kelapa agar pemanfaatannya dapat lebih maksimal. Seperti produk ready to drink nata de coco. Saat ini sudah banyak dijual di pasaran,” tegasnya.  

Namun memang kalah popular dibandingkan minuman lainnya seperti kopi, teh, susu yoghurt dan minuman soda. Padahal nata de coco berkhasiat dalam kesehatan karena mengandung serat dan kadar air yang tinggi serta kandungan vitamin bervariasi sehingga bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh, kemampuan mengikat air, rendah kalori, dan baik untuk sistem pencernaan manusia. 

“Nata memiliki karakteristik berwarna putih transparan dan bertekstur kenyal, sehingga cukup menarik sebagai bahan campuran dalam berbagai produk makanan dan minuman terlebih produk ini tidak memiliki rasa. Hal tersebut membuat produk nata de coco sangat potensial untuk dimodifikasi dengan penambahan bahan lain, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah produk, misalnya dengan penambahan dengan sari buah,” tegasnya.

BACA JUGA:Bursa Efek Indonesia Luncurkan Kontrak Berjangka Saham (SSF) untuk Tingkatkan Diversifikasi Investasi

BACA JUGA:Pendapatan Daerah Lahat Perlu Diversifikasi: Fokus pada PAD dan Sektor Non-Tambang

Pencampuran nata de coco dengan sari buah menambah nilai gizi mineral dan vitamin dari minuman ini. Buah-buahan juga tinggi aktivitas antioksidan dari senyawa-senyawa polifenol, flavonoid, dan vitamin C. ”Agar semakin menarik dan menyehatkan, nata de coco dapat dikombinasikan dengan bahan segar seperti buah naga, mangga, mentimun, dan lainnya,” tegasnya.  

Untuk menambah added value nata de coco, sekaligus meningkatkan kualitas proses pembelajaran dalam rangka mengedukasi makanan sehat kepada siswa, nata de coco dapat dikombinasikan dengan sari buah menjadi produk ready to drink alternatif minuman jajanan sehat, khususnya di SMPIT Raudhatul Ulum Desa Sakatiga. 

“Tahapan pembuatan nata de coco, meliputi air kelapa yang sudah ditambahkan gula dan pupuk ZA, dipanaskan sampai mendidih. Setelah mendidih, campuran bahan ditambahkan asam cuka dan disimpan ke botol yang sudah dipasteurisasi. Starter nata ditambahkan ke dalam botol yang sudah dingin, kemudian difermentasi selama satu minggu,” tutupnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan