Mengapa Panas Matahari Tidak Memanaskan Luar Angkasa yang Terasa Sangat Dingin? Simak Penjelasannya!
Fenomena panas Matahari yang tidak terasa di luar angkasa adalah misteri menarik bagi sains modern. Foto: bisnislounge--
Demikian juga, pakaian astronot dirancang untuk memberikan isolasi termal dan melindungi astronot dari paparan sinar kosmik dan radiasi berbahaya dari Matahari.
Pakaian ini juga memiliki lapisan reflektif yang dapat memantulkan sebagian besar sinar Matahari agar tidak terlalu panas dan sistem pendinginan internal untuk menjaga tubuh astronot tetap pada suhu yang stabil.
Fenomena panas Matahari dan dinginnya luar angkasa adalah bukti nyata betapa kompleksnya alam semesta ini. Sumber panas besar seperti Matahari dapat terasa begitu jauh dan lemah di ruang yang hampir tanpa materi.
Hanya melalui pemahaman mendalam tentang sifat ruang angkasa yang hampir kosong dan bagaimana energi radiasi bekerja, kita dapat memahami mengapa luar angkasa begitu dingin meskipun berada di bawah pancaran panas Matahari yang luar biasa.
Apakah ada penjelasan dalam alquran mengenai suhu udara diluar angkasa yang begitu dingin? Dalam Al-Qur'an, tidak ada penjelasan langsung tentang suhu udara di luar angkasa atau tentang konsep dingin atau panasnya ruang angkasa secara ilmiah.
Namun, ada beberapa ayat yang dapat diinterpretasikan sebagai referensi terhadap keajaiban dan keteraturan alam semesta, serta tanda-tanda kebesaran Allah dalam penciptaan langit, bumi, dan segala isinya.
Berikut beberapa ayat Al-Qur'an yang sering dihubungkan dengan refleksi atas fenomena alam semesta, termasuk langit dan ruang angkasa:
1. Surah Al-Mulk (67:3-4):
"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi dan sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu tidak menemukan sesuatu yang cacat dan penglihatanmu itu dalam keadaan payah."
Ayat ini mengisyaratkan bahwa alam semesta diciptakan dengan keteraturan dan tanpa kekurangan, serta menunjukkan kebesaran Allah yang menciptakan segalanya dengan sangat sempurna, meski detail ilmiah seperti suhu ruang angkasa tidak dijelaskan secara eksplisit.
BACA JUGA:219 Alumni Baru STIK Siti Khadijah Palembang Dikukuhkan
BACA JUGA:Kebijakan Energi Baru! Prabowo Fokus Subsidi Tepat Sasaran dan Revitalisasi Sumur Minyak
2. Surah Adz-Dzariyat (51:47):
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya."
Ayat ini sering diinterpretasikan sebagai indikasi tentang ekspansi alam semesta, suatu konsep yang baru dipahami oleh ilmu pengetahuan modern. Meskipun tidak ada kaitan langsung dengan suhu di luar angkasa, ini menunjukkan keluasan dan kebesaran ciptaan Allah.