https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mengapa Panas Matahari Tidak Memanaskan Luar Angkasa yang Terasa Sangat Dingin? Simak Penjelasannya!

Fenomena panas Matahari yang tidak terasa di luar angkasa adalah misteri menarik bagi sains modern. Foto: bisnislounge--

SUMATERAEKSPRES.ID - Matahari adalah salah satu sumber panas paling intens yang dikenal manusia.

Dengan suhu inti mencapai 15 juta derajat Celsius dan suhu permukaan sekitar 5.500 derajat Celsius, Matahari mengeluarkan energi yang sangat besar setiap detik.

Namun, yang menjadi teka-teki bagi banyak orang adalah mengapa, meskipun Matahari begitu panas, luar angkasa justru terasa sangat dingin. Pertanyaan ini mengungkap banyak rahasia tentang sifat panas, energi, dan interaksi antar materi di luar angkasa.

Panas Matahari berasal dari reaksi fusi nuklir di inti Matahari, tempat hidrogen bergabung membentuk helium dan melepaskan energi dalam jumlah yang sangat besar.

Energi ini dilepaskan dalam bentuk radiasi elektromagnetik, yang mencakup cahaya tampak, sinar ultraviolet, dan gelombang inframerah, yang semuanya merupakan komponen yang kita rasakan sebagai panas dan cahaya.

BACA JUGA:Sudah Tau Belum, Kembang Kertas Ternyata Bisa Mekar di Stasiun Luar Angkasa Internasional

BACA JUGA:Transformers One: Trailer Pertama Debut di Luar Angkasa, Tonton Di Sini Bocorannya Buat Kalian yang Penasaran!

Radiasi dari Matahari menyebar ke segala arah, membawa energi yang dibutuhkan untuk memanaskan planet-planet di tata surya, termasuk Bumi.

Bumi merasakan panas Matahari karena atmosfer menyerap radiasi ini dan memerangkap sebagian besar energi panasnya.

Luar angkasa, di sisi lain, sangatlah berbeda. Meski terpapar langsung oleh radiasi Matahari, suhu di luar angkasa yang berada jauh dari Bumi dan atmosfernya cenderung sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh sifat dari ruang angkasa itu sendiri yang hampir kosong.

Luar angkasa memiliki densitas materi yang sangat rendah, artinya molekul-molekul gas dan partikel di luar angkasa sangat jarang. Akibatnya, tak ada medium yang cukup padat untuk menyerap, menyimpan, atau menghantarkan panas.

Dalam lingkungan padat seperti atmosfer Bumi, panas dapat mengalir dari satu molekul ke molekul lain, menyebarkan energi ke seluruh lingkungan.

Namun, di luar angkasa, tidak ada cukup molekul untuk menyerap panas yang terpancar dari Matahari atau bahkan untuk mempertahankan energi itu di satu tempat.

Panas biasanya ditransfer melalui tiga cara: konduksi, konveksi, dan radiasi. Di Bumi, kita merasakan panas terutama melalui konduksi dan konveksi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan