Yuk Kenali Zat Aditif pada Makanan dan Efek Sampingnya
WASPADA: Dalam berbelanja kita harus lebih waspda terhadap zat adatif pada produk makanan atau minuman--
Pewarna alami bisa ditemukan pada kurkumin, riboflavin, klorofil, pewarna karamel, beta-karoten, likopen tomat, merah bit, antosianin. Sementara itu, pewarna pewarna buatan di antaranya tartrazine, karmoisin, ponceau 4R, eritrosin, merah allura, dan biru berlian.
5. Zat pengemulsi
Pengemulsi adalah kandungan yang membantu mencampur beberapa bahan pangan agar bisa menyatu, seperti minyak dan air.
Beberapa jenis pengemulsi yang ditemukan pada makanan, yaitu kalsium karbonat, lesitin, natrium laktat, kalsium laktat, mononatrium fosfat, kalsium alginat, agar, karagenan, dan gelatin.
6. Antioksidan
Antioksidan adalah zat aditif untuk mencegah atau menghambat kerusakan makanan akibat oksidasi. Anda bisa menemukan bahan antioksidan pada asam askorbat, tokoferol, propil galat, asam eritorbat, butil hidroksi anisol (BHA), dan butil hidroksi toluen (BHT).
Efek samping zat aditif
BPOM sudah menentukan batas maksimum seluruh jenis bahan tambahan pangan yang akan digunakan di dalam suatu makanan.
Bila tepat atau berada di bawah batas maksimum, tentu bahan tambahan pangan ini aman. Perlu diketahui, bahan tambahan pangan ini biasanya digunakan oleh produsen pangan. Jadi, produsen pun sudah memiliki alat untuk mengukur jumlah zat aditif secara akurat.
Meski begitu, tetap ada potensi efek sampingnya, terutama bila dikonsumsi berlebihan. Apa saja?
1. Masalah otak
Asupan natrium benzoat yang tinggi berkaitan dengan kesulitan fokus dan hiperaktif (ADHD). Bahan ini berpotensi memengaruhi bagian otak yang mengatur perhatian dan perilaku. Meski begitu, penelitian yang dilakukan cenderung terbatas sehingga efek zat aditif ini perlu dikaji ulang.
2. Kanker
Natrium nitrit yang terkena suhu panas yang cukup tinggi dapat berubah bentuk menjadi nitrosamin.
Senyawa ini berpotensi menjadi penyebab kanker lambung. Namun, penelitian yang dilakukan masih belum bisa sepenuhnya memastikan risiko tersebut. Selain itu, natrium benzoat yang dikombinasikan dengan vitamin C dapat berubah menjadi benzena, zat yang juga meningkatkan risiko kanker.
BACA JUGA:Pengobatan Kanker dengan Kemoterapi: Apa Saja Tujuan dan Efek Sampingnya? Simak Yuk!
BACA JUGA:Gunakan Hijab Bisa Meminimalisir Terjadinya Kanker, Memamg Iya? Yuk Simak 9 Manfaatnya
3. Masalah metabolisme
Mengonsumsi sirup jagung tinggi fruktosa dalam porsi berlebihan bisa meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.
Pasalnya, jenis pemanis ini tinggi kalori dan mudah diserap tubuh. Jadi, bisa menambah berat badan dan menaikkan kadar gula darah dengan singkat. Meski rendah atau tanpa kalori, pemanis buatan bikin gemuk pun tak dapat dihindari.
Zat aditif adalah bahan tambahan yang berguna untuk menjaga kualitas suatu makanan. Bahan ini aman digunakan, asal jumlahnya terbatas dan tidak melebihi batas yang ditentukan BPOM. Meski begitu, tetap ada risiko efek samping. Untuk itu, ada baiknya batasi konsumsi makanan olahan dalam sehari-hari.
Anda bisa menggunakan rempah penyedap bahan lainnya yang relatif lebih aman.