Kredit Buy Now Pay Later Melonjak 40%, Tren Baru di Industri Perbankan Indonesia

Reporter: Rian Sumeks |

Editor: Rian Sumeks |

Rabu , 02 Oct 2024 - 23:27

Kredit Buy Now Pay Later Melonjak 40%, Tren Baru di Industri Perbankan Indonesia-Foto: Unair-

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Industri perbankan Indonesia mencatatkan kinerja intermediasi yang positif sepanjang Agustus 2024, meskipun dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi global yang menurun.

Pertumbuhan kredit tetap berada pada tren double digit dengan peningkatan sebesar 11,40 persen secara year-on-year (yoy).

Meskipun sedikit melambat dari bulan sebelumnya yang mencapai 12,40 persen. Secara nominal, total kredit mencapai Rp7.507,7 triliun.

Kredit Investasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 13,08 persen yoy, diikuti oleh Kredit Konsumsi dengan peningkatan 10,83 persen dan Kredit Modal Kerja yang tumbuh sebesar 10,75 persen.

Dari segi kepemilikan, bank BUMN menjadi motor utama dengan pertumbuhan kredit sebesar 13,13 persen yoy. Sementara itu, kredit yang disalurkan kepada korporasi tumbuh signifikan sebesar 16,51 persen.

Di sisi lain, kredit yang diberikan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tetap tumbuh meski melambat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 4,42 persen.

Dana Pihak Ketiga dan Likuiditas Bank

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan juga tumbuh 7,01 persen yoy pada Agustus 2024, mencapai Rp8.650 triliun.

Komponen giro, tabungan, dan deposito masing-masing mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,06 persen, 6,14 persen, dan 5,37 persen yoy.

Likuiditas industri perbankan masih dalam kondisi memadai, meskipun terjadi sedikit moderasi.

Rasio Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat masing-masing sebesar 112,92 persen dan 25,37 persen, tetap di atas batas aman yang ditetapkan yaitu 50 persen dan 10 persen.

Kualitas Kredit dan Risiko Likuiditas

kredit buy now pay later melonjak 40%, tren baru di industri perbankan indonesia                            jakarta, sumateraekspres.id - industri perbankan indonesia mencatatkan kinerja intermediasi yang positif sepanjang agustus 2024, meskipun dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi global yang menurun.
pertumbuhan kredit tetap berada pada tren double digit dengan peningkatan sebesar 11,40 persen secara year-on-year (yoy).
meskipun sedikit melambat dari bulan sebelumnya yang mencapai 12,40 persen. secara nominal, total kredit mencapai rp7.507,7 triliun.
kredit investasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 13,08 persen yoy, diikuti oleh kredit konsumsi dengan peningkatan 10,83 persen dan kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 10,75 persen.
baca juga:pasar saham domestik catat rekor tertinggi pada september 2024, sentimen positif berlanjut
baca juga:stabilitas sistem keuangan indonesia semester i 2024 terjaga di tengah ketidakpastian global
dari segi kepemilikan, bank bumn menjadi motor utama dengan pertumbuhan kredit sebesar 13,13 persen yoy. sementara itu, kredit yang disalurkan kepada korporasi tumbuh signifikan sebesar 16,51 persen.
di sisi lain, kredit yang diberikan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm) tetap tumbuh meski melambat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 4,42 persen.
dana pihak ketiga dan likuiditas bank
penghimpunan dana pihak ketiga (dpk) perbankan juga tumbuh 7,01 persen yoy pada agustus 2024, mencapai rp8.650 triliun.
komponen giro, tabungan, dan deposito masing-masing mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,06 persen, 6,14 persen, dan 5,37 persen yoy.
likuiditas industri perbankan masih dalam kondisi memadai, meskipun terjadi sedikit moderasi.
rasio alat likuid terhadap non-core deposit (al/ncd) dan alat likuid terhadap dana pihak ketiga (al/dpk) tercatat masing-masing sebesar 112,92 persen dan 25,37 persen, tetap di atas batas aman yang ditetapkan yaitu 50 persen dan 10 persen.
baca juga:bri regional office palembang gelar pemeriksaan kesehatan gratis bagi lansia dan nasabah pensiunan
baca juga:simak! spesifikasi dan panduan lengkap simulasi kredit mobil toyota rush 2024
kualitas kredit dan risiko likuiditas
kualitas kredit perbankan indonesia juga menunjukkan stabilitas dengan rasio non-performing loan (npl) gross yang sedikit turun ke level 2,26 persen dari sebelumnya 2,27 persen pada juli 2024.
npl net tercatat sebesar 0,78 persen, sedikit turun dari 0,79 persen di bulan sebelumnya. rasio loan at risk (lar) juga mengalami penurunan menjadi 10,17 persen, mendekati level pra-pandemi yang tercatat sebesar 9,93 persen pada desember 2019.
profitabilitas bank tetap berada pada tingkat yang stabil dengan return on assets (roa) sebesar 2,69 persen, menunjukkan bahwa kinerja industri perbankan masih resilien di tengah ketidakpastian global.
ketahanan perbankan juga semakin kuat, tercermin dari rasio permodalan (capital adequacy ratio/car) yang meningkat menjadi 26,78 persen, lebih tinggi dibandingkan 26,56 persen pada bulan sebelumnya.
rasio ini menjadi bantalan penting dalam menghadapi risiko ketidakpastian ekonomi dunia.
baca juga:panduan lengkap simulasi kredit rumah tipe 36 untuk pemula, segini cicilan kprnya perbulan
baca juga:kredit bri untuk karyawan bumn dan swasta, solusi finansial yang fleksibel
pertumbuhan kredit buy now pay later (bnpl)
produk kredit "buy now pay later" (bnpl) juga menunjukkan pertumbuhan signifikan, meskipun porsinya masih relatif kecil, yakni 0,24 persen dari total kredit.
baki debet kredit bnpl tumbuh sebesar 40,68 persen yoy menjadi rp18,38 triliun, dengan jumlah rekening yang tercatat sebanyak 18,95 juta.
risiko kredit bnpl juga menurun ke level 2,21 persen, sedikit lebih baik dibandingkan juli 2024 yang tercatat sebesar 2,24 persen.
penegakan ketentuan oleh ojk
sebagai bagian dari penegakan ketentuan, otoritas jasa keuangan (ojk) pada 13 september 2024 telah mencabut izin usaha pt bank perkreditan rakyat nature primadana capital di kabupaten bogor, jawa barat, sebagai langkah untuk menjaga stabilitas sektor perbankan.