Pj Bupati Lahat Tekankan Pengawasan dan Pertanggungjawaban pada Program Atasi Stunting
Kominfo Lahat PJ Bupati Lahat Imam Pasli SSTP saat memberikan makanan tambahan di Desa Manggul beberapa waktu lalu.--
Lahat, SUMATERAEKSPRES.ID– Pj Bupati Lahat, Imam Pasli SSTP MSi, menegaskan pentingnya pengawasan ketat serta pertanggungjawaban dalam pelaksanaan program Kick Off Gerakan Atasi Stunting.
Beliau menekankan perlunya pengawasan yang efektif terhadap distribusi makanan bergizi tambahan yang berbahan lokal, agar program ini mencapai target yang ditetapkan dan dana yang disalurkan tepat sasaran.
Dalam pernyataannya pada Minggu sore (4/8), Imam Pasli meminta semua pihak terkait untuk memastikan bahwa setiap aspek program ini dilaporkan dengan akurat.
"Kami meminta agar kegiatan ini dikawal dengan seksama dan dipertanggungjawabkan secara transparan. Harus ada laporan rinci mengenai penggunaan dana dan perkembangan program setiap bulan," kata Imam Pasli.
Berdasarkan data dari SSGBI, angka stunting di Indonesia mengalami penurunan signifikan dari 29,5% pada tahun 2019 menjadi 19,0% pada tahun 2022, dan turun lagi menjadi 7,8% pada tahun 2023. Target nasional untuk angka stunting adalah 14%.
BACA JUGA:Askolani-Netta Indian Mendapat Dukungan Tiga Lembaga Survei Menjelang Pilkada Banyuasin
BACA JUGA:MUI Menyatakan Sekema Pengelolaan Dana Haji Haram. Kontroversi dan Kekecewaan Masyarakat
Imam Pasli menyampaikan apresiasi tinggi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Lahat.
"Meski Kabupaten Lahat telah mendapatkan laporan istimewa berkat penurunan angka stunting dari 19,0% menjadi 7,8%, pencapaian ini luar biasa. Terima kasih kepada tim di tingkat kabupaten, kecamatan, kelurahan, dan desa," tambahnya.
Saat ini, Kabupaten Lahat tercatat sebagai daerah dengan angka stunting terendah di Sumatera Selatan dan berada di peringkat kedua secara nasional dalam hal penurunan stunting.
Berdasarkan laporan pelaporan elektronik berbasis masyarakat, angka stunting menurun drastis dari 8,1% pada tahun 2020 menjadi 1,5% pada tahun 2024, dengan jumlah bayi stunting berkurang signifikan dari 1.874 menjadi 368 bayi hingga Juni tahun ini.