Haru Dapat Bantuan Bedah Rumah Hari Bhayangkara Ke-78, Abdul Hamid: Serasa Mimpi, Terima Kasih Kapolda Sumsel
BEDAH RUMAH: Kapolda Sumsel Irjen Pol A Rachmad Wibowo, Wakapolda Sumsel Brigjen Pol M Zulkarnain, Ketua DPD REI Sumsel Zewwy Salim, dan rombongan, foto bersama Abdul Hamid yang rumahnya dibedah. FOTO: ANDRI IRAWAN/SUMEKS--
Untuk menghidupi keluarganya, Hamid bekerja sebagai buruh bangunan. Tapi kini usianya sudah lanjut, 72 tahun. Sudah tidak kuat lagi untuk bekerja kuli bangunan.
Tinggal mengharapkan bantuan dari anak-anaknya. “Makan saja sudah, jadi boro-boro mau memperbaiki rumah,” katanya.
SEMRINGAH : Abdul Hamid tersenyum semringah, rumahnya sudah berdiri kokoh dan bebas banjir, setelah dapat bantuan progam bedah rumah jelang Hari Bhayangkara ke-78-FOTO: ANDRI IRAWAN/SUMEKS-
Tapi rezeki itu akhirnya datang tiba-tiba. Dari anak bungsunya, Firmansyah, yang lahir di rumah itu. Firmansyah, baru 2 tahun bekerja sebagai pekerja harian lepas (PHL) atau honorer di Direktorat Samapta Polda Sumsel.
”Tiba-tiba, Firman ngabari, rumah mau dibedah Pak Kapolda,” kenangnya lagi. Hamid sempat bingung, haru, bahagia. Campur aduk.
Dijelaskan putra bungsunya itu, bahwa rumah mereka akan dibedah melalui bantuan Program Bedah Rumah jelang Hari Bhayangkara Ke-78.
”Aku ini orangnya tidak bisa ngomong (baca: public speaking, red). Dengar itu (rumah bakal dibedah), tambah tidak bisa ngomong lagi (baca: tidak bisa berkata-kata,red),” ucap pria asal Kecamatan Muara Belida, Kabupaten Muara Enim, itu.
Ternyata omongan putranya itu bukan basa-basi. Kemudian ada yang survei, dan rumahnya benar-benar di bedah.
”Ini bukan lagi dibedah, tapi dibongkar habis nian. Jadi sebagus ini, serasa mimpi. Mimpi tapi tidak tidur, bagaimanalah itu. Saking aku tidak bisa ngomongnya lagi. Terima kasih banyak nian Pak Kapolda,” ucapnya, saat diwawancarai Sumatera Ekspres.
Hamid berpikirnya, ini adalah rezeki Firmansyah. Firmansyah anak bungsunya yang nomor 8, lahir di rumah itu. Setelah puluhan tahun, Firmansyah yang mendapatkan jalan rumah reot mereka dibedah Polda Sumsel. ”Ini rezekinya Firman, rezeki kami semua,” tegasnya.
Sebenarnya, lanjut Hamid, ada anaknya yang lain sempat bekerja sebagai Office Boy (OB) di Polda Sumsel. Yakni, Efri Juanda. Tapi baru sebulan bekerja, berangkat subuh dari rumah hendak menuju Polda Sumsel, dia dibegal di kawasan Bukit Siguntang.
“Motor buruknya hilang, Efri lari cuma bawa hp-nya. Tidak ada kendaraan lagi untuk kerja tukang bersih-bersih di Polda, jadi Efri berhenti kerja,” beber Hamid.
Kedatangan Kapolda Sumsel dan rombongan, tidak hanya rezeki bagi keluarga Abdul Hamid. Tapi juga anak-anak dan ibu-ibu tetangganya. Masing-masing dapat saweran duit merah dan biru, dari Kapolda Sumsel.