Hari Pendidikan Nasional dan Makan Siang Gratis untuk Siswa

Ramlan Effendi, M.Pd, Kepala SMPN 4 Kikim Selatan Lahat,-FOTO: IST-

1. Program makansiang gratis yang diberikan kepada siswa bukanlah sekedar memberikan kebutuhan primer individu siswa, namun juga memastikan setiap siswa akan mendapatkan asupan gizi yang baik, lengkap dan seimbang. Siswapun akan tumbuh dengan sehat sehingga akan membantu mengurangi masalah kelaparan dan gizi buruk dalam masyarakat.

2. Program makan siang gratis akan memfasilitasi siswa lebih fokus dan memiliki konsentrasi belajar yang tinggi sehingga akan membentuksiswa yang cerdas dengan berprestasi belajar yang baik, serta berpeluang memfasilitasi agar siswa menemukan potensi terbaik dirinya. Dalam jangka panjang program ini akan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas.

3. Mengurangi kebiasaaan jajan terhadap makanan dan minuman dengan nilai gizi yang tidak terkontrol ataupun kebersihan yang tidak terjamin.

4. Potensi mengurangi insiden perilaku buruk siswa termasuk perkelahian ataupun tawuran siswa di sekolah atau saat pulang sekolah. Karena perkelahian biasanya terjadi saat pulang sekolah ketika psikologis siswa sedang sensitif yang salah satunya diakibatkan dalam kondisi lapar. 

5. Kebiasaan makan bersama di sekolah akan mengurangi rasa kesenjangan sosial di sekolah dan menghilangkan stigma inferior pada siswa dari keluarga tidak mampu. Ketika siswa makan bersama-sama, hal ini cenderung akan menumbuhkan rasa lebih saling mengenal, memahami dan membangun suasana interaksi keakraban, kebersaamaan dan persahabatan.

6. Membantu mengurangi beban pengeluaran sekaligus penghematan bagi keluarga tidak mampu, sehingga dana yang ada dapat dialihkan untuk membeli buku penunjang dan alat belajar lainnya.

Enam item diatasmenunjukkannilaipositif program makansiang gratis dansusu gratis yang dicanangkanpasanganpresidenterpilihPrabowo-Gibran. Namunadabeberapahal yang harusdipertimbangkandanditemukansolusinya agar program initidaksia-sia. Hal yang harusdisiapkansolusinyatersebutantara lain:

a. Menu makan siang yang sama untuk setiap siswa dalam satu waktu berpotensi akan terbuang sia-sia bagi beberapa siswa, karena sebenarnya setiap siswa memiliki kebutuhan asupan gizi dan selera yang berbeda. Selain itu, menu makan siang yang tidak bervariasi akan membuat siswa cepat bosan sehingga siswa berpotensi untuk kembali akan jajan di tempat lain untuk memenuhi seleranya. Hal ini sudah sering terjadi di sekolah boarding school atau sekolah berasrama.

b. Perlunya ahli gizi yang disediakan bagi setiap sekolah untuk mengukur proporsi nutrisi menu makan siang gratis agar tidak terjadi malnutrisi pada siswa. Selain itu, pendataan terhadap alergi terhadap makanan tertentu bagi siswa sangat penting dilakukan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. 

c. Perlunya pengawasan yang detil, sistematis dan kontinyu bagi suplier makan siang gratis, karena makan siang gratis ini akan diberikan mininal lima kali setiap minggu, 4 minggu dalam satu bulan selama 12 bulan untuk seluruh ssiwa setiap sekolah. Kegiatan masal yang dilakukan berulang seperti itu berpotensi akan menimbulkan kejenuhan pagi penyedia makana gratis sehingga suatu waktu ada kemungkunan persediaan bahan mentah tidak terjamin kebersihan dan kesehatannya. 

d. Program makan siang gratis secara tidak langsung berdampak pada potensi turunnya pendapatan UMKM penyedia layanan kantin sekolah. Komunitas ini perlu diperhatikan agar tidak kehilangan penghasilan misalnya dengan diajak bekrja sama dan dilibatkan dalam UMKM menyedia makan siang gratis.

Masih banyak solusi yang harus disiapkan baik dalam bidang ekonomi, sosial ataupun budaya. Namun keempat hal diatas cukup mewakili dari sisi praktis yang berhubungan langsung dengan siswa di sekolah.

Dari dampak positif dan potensi yang harus diatasi yang telah diuraikan diatas, program makan siang gratis ini sangat bermanfaat bagi siswa, keluarga dan masyarakat sehingga perlu didukung.

Agar program makan siang gratis ini tidak tepat sasaran dibutuhkan perencanaan program yang menyeluruh, cermat dan jelas serta pengawasan yang sistematis. Program makan siang gratis seharusnya bukan sekedar memenuhi janji kampanye, namun harus menyediakan makan siang yang bergizi dan lengkap untuk membentuk ssiwa yang sehat, cerdas dan kreatif yang bermuara pada tercapainya kesejahteraan masyarakat dan SDM yang berkualitas. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan