Heboh, Telur Dadar Disebut Bisa Sebabkan Diabetes dan Kanker, Ini Penjelasan Ahli
Dalam sebuah podcast yang diunggah di kanal YouTube menyebutkan bahwa telur dadar dapat menyebabkan kanker membuat heboh dunia medis dan ahli. -Ilustrasi: freepik-
SUMATERAEKSPRES.ID - Pernyataan kontroversial mengenai risiko makan telur dadar yang dapat menyebabkan kanker membuat heboh dunia medis.
Dokter-dokter membagikan pandangan mereka melalui platform podcast dan media sosial, memicu diskusi panas di antara publik.
Iwan Benny, pendiri Konsep Karnus, bersama dengan dr. Ary Yanuar, membahas dampak negatif konsumsi telur dadar dalam sebuah video podcast yang diunggah di kanal YouTube @kasisolusi.
Mereka mengungkapkan bahwa telur dadar, makanan yang dianggap sederhana namun lezat, sebenarnya dapat menyebabkan penyakit kronis seperti kanker dan masalah metabolik lainnya.
BACA JUGA:Tips Aman Mengolah Telur Setengah Matang Agar Bebas dari Bakteri Salmonella
BACA JUGA:Konsumsi Telur Setengah Matang Memang Lezat, Namun Ternyata Ini Bahayanya
Konsep Karnus, yang menekankan pendekatan terhadap tubuh manusia berdasarkan 'algoritma' atau desain Tuhan, menyoroti komponen kimia dalam telur yang dapat berpotensi merusak kesehatan.
Iwan Benny menjelaskan bahwa keberadaan asam lemak tertentu dalam kuning telur, bersama dengan komponen kimia seperti avidin dalam putih telur, dapat menyebabkan pembentukan senyawa berbahaya saat telur dadar digoreng.
Senyawa tersebut, disebut sebagai keton radikal, dapat berpotensi menyebabkan kerusakan genetik yang pada akhirnya dapat mengarah pada kanker.
Namun, tidak semua ahli medis setuju dengan klaim ini.
BACA JUGA:4 Manfaat Cangkang Telur yang Perlu Diketahui, Sayang Kalo Dibuang Aja!
BACA JUGA:Putih Telur Memiliki 5 Manfaat untuk Kecantikan Kulit, Berikut Kandungan Nutrisinya
Dr. Tirta, melalui akun Instagramnya @dr.tirta, menegaskan bahwa telur dadar tidak secara langsung terkait dengan risiko diabetes dan kanker.
Menurutnya, penyebab potensialnya terletak pada cara memasak telur, khususnya penggunaan minyak yang terlalu panas atau penggunaan bumbu yang berlebihan.