Satu Pesawat Berputar-putar, Dua Delay 40 Menit, Palembang ‘Kota Asap’

PEMADAMAN : Satgas karhutla memadamkan kebakaran di kawasan Suaka Margasatwa Padang Sugihan, OKI. -Foto : ist-

Perlu peralatan, sumber daya dan air. "Air ini yang saat ini sangat dibutuhkan di area lahan terbakar," bebernya. Kepala Balai Pengendalian Perubahan Pengendalian Iklim Wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto menambahkan, polusi asap di Palembang memang asalnya dari OKI seperti wilayah  Cengal dan Puluh Beruang.

“Kebakaran masih terjadi di Jungkal, Pedamaran, Lahan Restorasi Gambut  Sepucuk dan Suaka Margasatwa (SM) Padang Sugihan,” bebernya.

BACA JUGA:Kabut Asap Makin Pekat, Yayasan Budhakirti Salurkan 50 dus Masker

BACA JUGA:Indonesia Darurat ASAP ! Awas Gejala ISPA ! Bagikan Ribuan Masker, Bentuk Kepedulian Komix Herbal

Kendala di lapangan, Jungkal sudah 90 hari tanpa hujan. “Minggu sempat gerimis, tapi hanya 10 menit. Angin kencang, membuat lahan yang terbakar meluas,” jelasnya. 

Kata Ferdian, akan ada tambahan 50 personel dari Polda Sumsel. Kemudian, tambahan pompa baru, mesin power dan lainnya. Juga  bantuan dari sejumlah perusahaan.

Ditambahkan Ferdian, pihaknya memantau dan menyusuri jalan lintas Palembang-Ogan Ilir-OKI. "Kondisi Ogan Ilir cukup terang, saat mengarah Tanjung Senai berasap tipis. Sedangkan menuju arah OKI cukup tebal asap," ujarnya. 

Untuk pemadaman di Ogan Ilir masih dilakukan di Pulau Semambu dan Tanjung Batu. "Dari citra satelit terlihat sumber asap dominan dari OKI, bukan dari Ogan Ilir," tukasnya. 

Kalaksa BPBD Ogan Ilir Edi Rahmat menerangkan masih ada beberapa titik karhutla yang terjadi saat kini. "Di Desa Tanjung Baru, Bakung, Tanjung Agung, Jalan Citra Kelurahan Timbangan dan Desa Talang Pengeran Ilir Pemulutan Barat," jelasnya.

Kebakaran juga terjadi di tempat pembuangan sampah Desa Badas kecamatan Tanjung Raja Timur.  Sementara data LAPAN Fire Hotspot pukul 11.42 WIB, titik panas terbanyak ada di OKI. Jumlahnya pun naik drastis dari hari sebelumnya. Untuk wilayah gambut, hotspot mencapai 382 titik. Sementara di lahan mineral 204 titik.

Sebelumnya, Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni, mengungkapkan, upaya Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) di Sumsel kembali diperpanjang untuk keempat kalinya. Meski sempat terjadi hujan dalam beberapa hari terakhir, permasalahan hingga kini belum teratasi.

"TMC diperpanjang hingga 4 November 2023," ujar Fatoni didampingi Kalaksa BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana. 

Ia berharap, TMC yang dilakukan bisa semakin memperbesar potensi turunnya hujan. Ditambahkan Iqbal, dari prakiraan BMKG, beberapa hari di awal November nanti ada potensi hujan 70 persen. “Semoga saja benar dan itu akan sangat membantu upaya pemadaman karhutla,” pungkasnya. (nsw/uni/dik/yun) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan