Proyek Strategis PSEL Telan Rp2,1 T

*Rencana Groundbreaking pada April-Mei 2023

PALEMBANG – Setelah cukup lama tertunda, Pemerintah Kota Palembang memastikan groundbreaking megaproyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) bakal dilaksanakan bulan April-Mei 2023 mendatang. Proyek ini hasil kerjasama Pemkot Palembang dan investor PT Indo Green Power, dan saat ini tengah dilakukan analisis dampak lingkungan (amdal) oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI.

"Pembahasan amdal terus dilakukan secara maraton. Update terakhir susah masuk, pembahasan persetujuan teknis limbah cair," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Palembang, Dr Akhmad Mustain SSTP MSi, kemarin (22/1).

Dikatakan, kajian amdal pendirian PSEL sangatlah kuat di Kementerian Lingkungan. Ini untuk menjamin bahwa tak ada dampak lingkungan dalam proses pengolahan sampah nantinya. "Jadi kita memerkirakan groundbreaking PSEL pada April-Mei nanti," tegasnya. Baca juga : Ada Bansos Rp2 Juta untuk Anak SMA, Syaratnya.. Baca juga : Banyak Banget, Dalam Sehari Sampah di Palembang Capai 1.000 Ton

Menurutnya, PSEL akan dibangun di wilayah Keramasan, Kecamatan Kertapati dan proses pembangunan diperkirakan hanya membutuhkan waktu sekitar 18 bulan saja. Pabrik itu dibangun di atas  lahan seluas 8 hektare dan diprediksi telah beroperasi pada Desember 2024. "Nilai investasi PSEL ini mencapai Rp2,1 triliun," tegasnya.

Proyek PSEL merupakan proyek pembangunan strategis nasional. Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 tahun 2018 tentang percepatan pembangunan pengolah sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan. "Ada 12 kota menjadi pilot project pembangunan PSEL di Indonesia," ucapnya. Selain Palembang, juga ada di Surabaya, Jakarta, Bandung, Tangerang, Palembang, Tangerang Selatan (Tangsel), Solo, Makassar, Manado, Denpasar, Semarang.  "Kapasitas PSEL Kota Palembang ini mencapai 20 megawatt (MW)," jelasnya.

Pasokan listrik itu akan diperjualbelikan kepada PT PLN (persero). Operasional PSEL ini, lanjutnya, mampu mengolah sampah 1.000 ton per hari. Sampah yang akan diolah berasal dari sampah rumah tangga di Kota Palembang. "Sampah rumah tangga ini akan diangkut dan dibawa ke TPA Sukawinatan. Teknologi ini mampu mereduksi sampah hingga 90 persen," bebernya. Baca juga : Konstruksi Incenerator Mundur Lagi Baca juga : Minim Armada, Hanya Angkut 20 Persen Sampah 

Lalu menyisahkan FABA (residu, red) sekitar 10 persen. Terdiri dari bottom ash 8 persen, bisa untuk bahan semen. Lalu fly ash 2 persen, sebagai bahan batako dan aspal. Pengolahan PSEL oleh PT Indo Green Power dari China. Pemerintah Kota Palembang menerapkan sistem Build Own Operate (BOO) selama 20 tahun. Lantaran PSEL itu memanfaakan penerapan teknologi dalam hal pengolahan sampah.

"Tentunya seiring waktu dan riset teknologi yang terus berkembang, skema BOO lebih menguntungkan" ungkapnya. Wali Kota Palembang, H Harnojoyo berharap  keberadaan PSEL dapat membuat Palembang menjadi kota terdepan, khususnya dalam penanganan sampah perkotaan. (yud/fad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan