https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Diduga Buntut Oknum Anak Buah ‘Bermain’, Warga Malah Minta Kapolres Dicopot

Diduga Buntut Oknum Anak Buah 'Bermain', Warga Malah Minta Kapolres Dicopot LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID - Puluhan warga berkumpul di depan kantor Polres Lubuklinggau menuntut perubahan signifikan di pucuk pimpinan. Kapolres Lubuklinggau, AKBP Indra Arya Yhuda, kini menghadapi gelombang protes keras dari warga Desa Sukaraya Baru, akibat adanya dugaan pungli oknum polisi dari penangkapan Heriyanto, seorang pedagang sembako. Dalam demonstrasi tersebut, puluhan warga berjalan kaki menuju kantor polisi, sementara beberapa lainnya tiba dengan mobil pribadi mereka, membawa spanduk-spanduk yang memuat sejumlah tuntutan dan keluhan masyarakat. Mereka mempertanyakan integritas dan juga etika aparat kepolisian yang seharusnya melindungi dan mengayomi warganya. BACA JUGA : Polda Sumsel Ungkap Praktik Pengoplosan Elpiji Subsidi, Begini Modusnya Situasi ini meruncing dari insiden penangkapan Heriyanto, seorang pedagang sembako yang berasal dari Desa Sukaraya Baru. Penangkapan oleh petugas Polres Lubuklinggau itu terjadi pada Senin, 3 Juli 2023, sekira pukul 17.30 WIB. Heriyanto dituduh terlibat dalam penyalahgunaan dan perdagangan ilegal bahan bakar minyak dan gas subsidi. Seorang juru bicara dari Posko Orange dan Suara Muda Kelas Pekerja (SMKP), Muhammad Arira Fitra, menyuarakan pandangan bahwa penangkapan Heriyanto terasa sewenang-wenang dan dianggap sebagai dalih untuk memeras warga. Menurut Fitra, pihak berwenang meminta uang sebesar Rp20-25 juta untuk menyelesaikan kasus ini di luar jalur hukum. BACA JUGA : Hakim: ‘Saya Pribadi Nilai Kamu Bukan Manusia Lagi’ Massa yang berkumpul mengekspresikan ketidakpuasan mereka melalui seruan keras. Tuntutan untuk mencopot Kapolres Lubuklinggau terdengar bergema, menyuarakan rasa kecewa mereka terhadap ketidakadilan yang mereka anggap telah terjadi. Koordinator lapangan menyebutkan bahwa Heriyanto adalah seorang pedagang sembako yang berusaha keras untuk menghidupi keluarganya. Perjalanan panjangnya selama tiga jam dari Desa Sukaraya Baru ke Kota Lubuklinggau menjadi bukti nyata dedikasi dan kerja kerasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan