Sumatera Ekspres | Baca Koran Sumeks Online | Koran Sumeks Hari ini | SUMATERAEKSPRES.ID - SUMATERAEKSPRES.ID Koran Sumeks Hari ini - Berita Terhangat - Berita Terbaru - Berita Online - Koran Sumatera Ekspres

https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mitsubishi baru

Euforia Discord Nepal, Bisikan Sunyi Atas Dahaga Demokrasi Sejati

Susyanto Tunut (Dosen Universitas PGRI Silampari Lubuklinggau)-FOTO : IST-

SUMATERAEKSPRES.ID - Ketika dunia politik Nepal dilanda gejolak, sebuah platform komunitas digital yang awalnya digunakan para gamer tiba-tiba menjelma menjadi panggung politik.

Discord berubah menjadi ruang diskusi publik terbesar yang diakses ratusan ribu anak muda Nepal, sekaligus simbol keresahan dan tuntutan akan demokrasi yang lebih transparan.

BACA JUGA:Delegasi Nepal Belajar Modernisasi Administrasi Pertanahan di Kementerian ATR/BPN

BACA JUGA:Wamenko Imipas Tekankan Netralitas ASN di Tengah Dinamika Demokrasi

Fenomena ini menarik sorotan dunia, bukan hanya karena keunikannya, tetapi juga karena memperlihatkan potensi sekaligus keterbatasan demokrasi digital di tengah krisis.

Krisis Politik dan Lahirnya “Revolusi Discord”

Awal 2025, pemerintah Nepal memberlakukan kebijakan kontroversial: seluruh platform media sosial wajib mendaftar ke kementerian terkait, disertai pemblokiran sejumlah layanan populer.

Kebijakan ini memicu kemarahan generasi muda yang merasa hak berekspresi mereka direnggut.

Gen Z Nepal pun beralih ke Discord. Mereka memanfaatkan server besar untuk mengoordinasikan protes, menggalang dukungan, hingga menggelar pemungutan suara informal guna memilih calon Perdana Menteri sementara.

Polling di Discord mengangkat nama Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung, sebagai figur kompromi. Dalam waktu singkat, tekanan publik yang semula hanya viral di dunia digital memaksa pemerintah dan Presiden Nepal menanggapi aspirasi tersebut.

Parlemen dibubarkan, dan Karki dilantik sebagai PM sementara—meski secara konstitusi langkah itu menimbulkan tanda tanya besar soal legalitasnya.

Euforia Digital atau Demokrasi Sejati?

Meski fenomena ini memukau media internasional, skala keterwakilan Discord sejatinya terbatas. Server terbesar hanya menampung sekitar 100–145 ribu anggota, kurang dari 1% total pemilih Nepal. Representasi ini jelas bias ke kalangan urban, muda, dan melek teknologi.

Dari sisi keamanan, Discord tidak memiliki standar e-voting resmi seperti audit kriptografis, verifikasi biometrik, atau integrasi dengan daftar pemilih nasional.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan