LAHAT, SUMATERAEKSPRES.ID – Masalah kemacetan yang melibatkan angkutan batubara di wilayah Lahat, Sumatera Selatan, kembali menjadi perhatian publik.
Pada Selasa pagi, kemacetan panjang yang terjadi sejak Rabu malam (6/11) hingga pukul 07.30 WIB Kamis (7/11), melanda ruas jalan utama di Kecamatan Merapi Barat hingga Kecamatan Merapi Timur, mengakibatkan antrean kendaraan yang mengular.
Kondisi ini disebabkan oleh rusaknya kendaraan angkutan batubara yang menghalangi jalan, dan lambatnya penanganan dari pihak terkait.
Pantauan di lapangan menunjukkan, kemacetan terjadi di jalur yang melintasi beberapa desa, mulai dari Desa Muara Maung di Kecamatan Merapi Barat hingga Desa Banjarsari di Kecamatan Merapi Timur.
BACA JUGA:Mobil Canggih Ini Mampu Hemat Waktu dan Kurangi Emisi di Tengah Kemacetan!
Andi, salah seorang warafa menyebutkan bahwa kejadian ini sudah menjadi hal yang rutin, namun tidak ada solusi yang konkret.
“Biasolah pak, ado angkutan batubara rusak, sehinggo jadi macet. La dari semalam ini kejadiannyo, tapi lambat penanggulangannyo,” ujarnya.
Sementara itu, seorang warga yang meminta untuk tidak disebutkan namanya juga menambahkan bahwa permasalahan ini tak akan selesai jika pemerintah tidak turun tangan secara tegas.
"Makmano nak selesai pak, kalo pemerintah kayak diem dan bahkan jadi pelaku usaha batubara. Yang kasian tuh, yo kami inilah warga Merapi," ungkapnya, dengan nada kecewa.
Kondisi ini menambah daftar panjang masalah yang timbul akibat dominasi angkutan batubara di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Jalan Macet, Berharap Selesai
BACA JUGA:Evakuasi Gagal, Kemacetan Parah di Jalur Palembang-Betung KM 23, Ini Kendalanya!
Selain menyebabkan kemacetan, dampak lain yang dikeluhkan warga adalah polusi debu yang mengotori lingkungan dan kerusakan jalan yang semakin parah.
Petugas Satlantas Polres Lahat terlihat berusaha mengurai kemacetan.