Selain mengganggu aktivitas warga, kemacetan yang terus berulang ini juga berdampak pada perekonomian masyarakat setempat.
Warga mengeluhkan lamanya waktu tempuh yang harus mereka hadapi akibat antrian panjang yang terjadi hampir setiap hari.
Ditambah lagi dengan kondisi jalan yang semakin rusak, tak sedikit pengendara yang mengalami kerugian akibat kecelakaan atau kerusakan kendaraan.
Sementara Tri warga Lahat berharap tol Lahat- Prabumulih mungkin bisa jadi solusi. Karena kemacetan dari Lahat hingga Prabumulih selain angkutan Batubara juga lalulintas kereta api yang pada di kawasan Muara Enim.
"Mungkin harus ada tol Lahat- Prabumulih ini," ujarnya
BACA JUGA:Rem Blong, Truk Trailer Terperosok di Jalintim, Picu Macet Panjang Arah Betung dan Palembang
BACA JUGA:Sewa Helikopter: Solusi Transportasi Mewah di Tengah Kemacetan Kota Besar, Ini Harga Sewanya!
Sementara itu, para pelaku usaha batubara di wilayah tersebut juga terkesan belum melakukan perbaikan signifikan terhadap sarana transportasi yang digunakan, sehingga kejadian serupa terus terulang.
Masyarakat berharap agar pemerintah, baik tingkat kabupaten maupun provinsi hingga Pusat, segera turun tangan untuk menangani masalah ini, baik dengan memperbaiki infrastruktur yang rusak, maupun dengan mengatur kembali operasional angkutan batubara di kawasan tersebut.
Termasuk penegasan aturan terhadap pelaku usaha batubara dan transportasi