Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Indonesia Terjaga Meski Risiko Geopolitik dan Ekonomi Global Melemah

Sabtu 02 Nov 2024 - 12:37 WIB
Reporter : Rian Sumeks
Editor : Rian Sumeks

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Rapat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Oktober 2024 mengindikasikan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia tetap terjaga meskipun tantangan ekonomi global dan risiko geopolitik meningkat.

OJK menilai bahwa meski ekonomi global menghadapi ketidakpastian yang cukup besar, kondisi sektor keuangan di Indonesia masih stabil.

Perekonomian global kini mengalami perlambatan, terutama di beberapa negara utama seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan kawasan Eropa.

Di Amerika Serikat, meskipun pasar tenaga kerja tetap kuat dan permintaan domestik menunjukkan perbaikan, ketidakpastian ekonomi masih menghantui.

BACA JUGA:OJK Terbitkan POJK 15/2024 untuk Perkuat Integritas Pelaporan Keuangan Bank

BACA JUGA:OJK Luncurkan Program Baru: Perbankan Syariah untuk Kesejahteraan Masyarakat

Di Eropa, peningkatan penjualan ritel mencerminkan adanya sedikit perbaikan dalam konsumsi, meskipun sektor manufaktur masih tertekan oleh berbagai hambatan.

Sementara itu, ekonomi Tiongkok pada kuartal ketiga 2024 masih berada dalam fase perlambatan, baik dari sisi permintaan maupun pasokan.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah dan bank sentral Tiongkok telah menambah stimulus guna mendukung sektor riil serta melonggarkan kebijakan moneter agar aktivitas ekonomi dapat kembali bergairah.

Risiko geopolitik global juga memberikan tekanan besar terhadap prospek ekonomi.

BACA JUGA:Gagal Penuhi Ketentuan, Investree Tumbang! OJK Bertindak Tegas!

BACA JUGA:OJK Luncurkan Roadmap Penguatan BPD 2024-2027

Eskalasi konflik di Timur Tengah serta ketidakpastian politik di Amerika Serikat menjelang Pemilihan Presiden pada November 2024 menambah beban bagi ekonomi dunia.

Konflik di Timur Tengah mendorong harga komoditas safe haven seperti emas meningkat, yang menambah premi risiko global serta memicu kenaikan yield obligasi.

Tekanan ini berdampak pada aliran modal global, dengan negara-negara emerging markets, termasuk Indonesia, mengalami arus keluar modal (capital outflow).

Kategori :