BACA JUGA:Ayah-Anak Tersangka Karhutla Hendak Gantung Diri, Malu dan Menyesal Bakar Lahan 1,5 Hektare
“Palembang ada 40.470 pemain dengan deposit mencapai Rp214 miliar. Ini data kita dapatkan dari PPATK,” ungkap Arifin, dalam FGD yang dibuka Dirut Bank SumselBabel Achmad Syamsudin.
Pemain judi online terbanyak kedua, Kabupaten Musi Banyuasin dengan 10.512 pemain dan deposit Rp37 miliar. Disusul Banyuasin dengan 9.862 pemain judi online dan deposit Rp28 miliar. Lalu Ogan Komering Ilir (OKI) sebanyak 9.003 pemain dengan Rp21 miliar deposit dan Muara Enim sebanyak 8.063 pemain dengan Rp28 miliar deposit.
Dari data yang ada untuk Sumsel, pemain dan deposit dari kalangan karyawan swasta menjadi yang terbanyak dengan 55.370 orang dengan nilai deposit Rp187 miliar. Disusul kalangan pengusaha sebanyak 21. 259 orang dengan nilai deposit Rp78 miliar.
Sementara pelajar dan mahasiswa ada 9.582 orang dengan deposit Rp24 miliar. "Berdasarkan data hingga Desember 2023, pemain judi online di ada 118.890 orang, nilai deposit judi online Rp472 miliar," terangnya.
Sedangkan dari jenis kelaminnya, pemain judi online laki-laki ada 101.840 orang dengan deposit Rp415 miliar. Sementara perempuan 18.045 orang dengan deposit Rp57 miliar. Menurut Arifin, marak judi online dipicu kemajuan digitalisasi saat ini. Semua kalangan dapat mengakses, orang tua hingga anak-anak. Kemudian, kamuflase judi online menyerupai games online. Bahkan perjudian dilegalkan pada beberapa negara. Server berada di luar negeri, terdapat jual beli rekening untuk kejahatan. "Yang tak kalah bahayanya, satu NIK dipergunakan untuk buat banyak rekening dan kemudahan membuka rekening secara online," ucapnya lagi.
Arifin menambahkan, per 14 Oktober 2024, OJK telah memerintahkan bank memblokir 7.599 rekening bank yang ditenggarai terlibat judi online. "Per Juni 2024, OJK melalui Satgas PASTI telah menutup 8.271 identitas penyedia pinjaman online (pinjol) ilegal yang diduga terkait dengan pendanaan judi online," ungkapnya.
BACA JUGA:Tragedi di Lapas Merah Mata. Bondol, Narapidana Begal Siswa SMP, Ditemukan Tewas Gantung Diri
Dia menegaskan, investasi ilegal, pinjol ilegal dan judi online merupakan lingkaran setan yang saling berkaitan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan, penghentian pinjol ilegal yang mendanai judi online. Profiling dan Enhanced Due Diligence (EDD) diperlukan untuk membatasi ruang gerak bandar/pemain judi online sekaligus memberikan data/informasi untuk penegakan hukum.
Informasi dari Deputi bidang Pelaporan dan Pengawasan Kepatuhan PPATK, Fithriadi Muslim, ada 3.797.429 pemain judi online yang terdata pada 2023. Sekitar 80 persen yang menyetorkan deposit dengan nominal kecil adalah masyarakat berpenghasilan rendah yakni pelajar, mahasiswa, buruh, petani, ibu rumah tangga, pegawai swasta dan lainnya.
Total deposit lebih dari Rp34 triliun. “Sekitar 80 persen pemain judi online di 2023 ini menyetor deposit di bawah Rp100 ribu. Sisanya 20 persen di atas Rp100 ribu,” beber Fithriadi. PPATK telah memetakan para pemain judi online berdasarkan profesi pada tahun 2023.
Pemain judi online terbanyak profesinya karyawan swasta. Jumlahnya mencapai 1.904.479 orang. Disusul kalangan pengusaha 644.507 orang. Lalu, pedagang 367.824 orang dan pelajar/mahasiswa 311.353 orang. Ibu rumah tangga pun banyak yang terlibat, jumlahnya 102.526 orang. Bahkan, aparat penegak hukum dari kalangan TNI/Polri yang terlibat judi online jumlahnya 97.019 orang. Kalangan pengangguran yang notabene tidak punya pekerjaan bahkan ada 56.795 orang yang bermain judi online.
BACA JUGA:Benarkah Istri Gantung Diri di Teras Rumah? Suami Masih Diperiksa Polisi, Cari Motif Dugaan Lain
BACA JUGA:Geger, Penghuni Rutan di Prabumulih Tewas Gantung Diri
Belum lagi dari kalangan PNS, BUMN, dosen/guru, akuntan, nelayan/petani, seniman, pensiunan, dokter, notaries/pengacara, serta pejabat negara. Secara demografi, pemain judi online terbanyak usia 20-30 tahun berjumlah 2.018.039 dan usia 31-40 tahun sebanyak 1.086.669 orang.