-Kematian: masalah ini dapat terjadi akibat infeksi, termasuk tetanus, serta perdarahan yang menyebabkan syok.
-Masalah kesehatan mental: rasa sakit yang muncul setelah sunat perempuan bisa menjadi bagian dari peristiwa traumatis. Kondisi ini berdampak langsung pada kesejahteraan mentalnya.
BACA JUGA:Mitos atau Fakta? Cewek Jadi Mudah Marah Saat Sedang Menstruasi
BACA JUGA:Ini 5 Cara Agar Tubuh Tidak Lemas saat Menstruasi
Sementara Risiko kesehatan dalam jangka panjang yang dapat dialami kapan saja semasa hidup korban, antara lain:
-Nyeri: pemicunya, yakni kerusakan jaringan dan jaringan parut yang menyebabkan ujung saraf terperangkap atau tidak terlindungi.
-Infeksi genital kronis: dengan konsekuensi sakit kronis, keputihan, dan gatal-gatal. Kista, abses, dan tukak kelamin juga bisa saja muncul.
-Infeksi saluran reproduksi kronis:dapat menyebabkan nyeri punggung dan panggul kronis.
-Infeksi saluran kemih: jika tidak diobati, infeksi bisa menjalar ke ginjal dan berpotensi mengakibatkan gagal ginjal, septikemia, dan kematian.
-Susah buang air kecil: penyebabnya karena obstruksi uretra dan infeksi saluran kemih berulang.
-Masalah vagina: di antaranya keputihan, gatal, vaginosis bakteri, dan infeksi lainnya.
-Masalah menstruasi: penyumbatan lubang vagina dapat menyebabkan nyeri haid (dismenore), haid tidak teratur, dan kesulitan mengeluarkan darah haid.
-Keloid: masalah ini bisa muncul di lokasi pemotongan jaringan.
-Masalah kesehatan seksual: di antaranya, memengaruhi sensitivitas atau kenikmatan seksual, nyeri saat berhubungan seks, kesulitan penetrasi, dan penurunan jumlah produksi pelumas alami.
-Komplikasi persalinan: sunat perempuan dikaitkan dengan peningkatan risiko operasi caesar, perdarahan postpartum, robekan, dan proses persalinan yang memakan waktu lebih lama.
-Risiko perinatal: lomplikasi kebidanan dapat mengakibatkan insiden resusitasi bayi yang lebih tinggi saat persalinan dan kelahiran mati.