BANYUASIN,SUMATERAEKSPRES.ID- Kawasan perikanan terintegrasi di Desa Sungai Gerong, Kecamatan Banyuasin I menjadi yang pertama di Banyuasin. Bahkan provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Keberadaannya berkontribusi pada peningkatan produksi ikan di Banyasin khususnya dan Sumsel umumnya.
Utamanya ikan patin. Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan Sumsel sebagai provinsi dengan kontribusi tertinggi dalam produksi ikan patin di Indonesia.
Dari 17 kabupaten/kota, Banyuasin salah satu yang tertinggi. Saat ini, Kabupaten Banyuasin menduduki peringkat kedua penghasil ikan patin terbesar di Sumsel.
BACA JUGA:Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Jamin Pasokan LPG Bersubsidi Wilayah Kota Pagar Alam
BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas dan Keamanan Memasak, Pertamina Gelar Bright Gas Cooking Class
Setelah kabupaten OKU Timur yang produksinya sekitar 70 persen dari total produksi ikan patin di Sumsel.
Berdasarkan data produksi ikan patin di Banyuasin pada 2021 berjumlah 101.812 ton. Lalu, 2022 meningkat cukup signifikan menjadi 103.447, 32 ton dan 2023 lalu naik lagi menjadi 104.716, 24 ton.
Keberhasilan dalam budidaya ikan patin dan capaian produksi lebih dari 100 ribu ton dalam tiga tahun terakhir membuat daerah ini menjadi perhatian pemerintah pusat.
Untuk pembudidayaan dalam kawasan perikanan terintegrasi di Sungai Gerong dilakukan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Barokah dan Tunas Makmur di Sungai Gerong.
BACA JUGA:Khidmat, Pekerja Kilang Pertamina Plaju Peringati Hari Kesaktian Pancasila
BACA JUGA:Pertamina Drilling Raih Penghargaan Kecelakaan Nihil dari Menteri Ketenagakerjaan RI
Kedua Pokdakan memitigasi dan mencegah ikan-ikan lokal Sumsel lain agar tak terancam punah seperti Belida.
Dua Pokdakan ini turut pula menjadi ekosistem pendukung konservasi dengan menyediakan pakan hidup untuk konservasi ikan Belida.
Pokdakan Barokah, didirikan pada 2018 mendapat support Kilang Pertamina Plaju mulai 2022 melalui Program Belida Musi Lestari.