Awalnya, pokdakan yang beranggotakan 10 orang ini cuma fokus budidaya ikan lele. Pada tahun ini (2024), Kilang Pertamina Plaju juga mendorong didirikannya Pokdakan Tunas Makmur yang beranggotakan 12 orang.
BACA JUGA:Tagihan Jargas Tersedia di Aplikasi MyPertamina
BACA JUGA:Pertamina Selamatkan Ikan Belida, Kerja Sama dengan UPGRI-BRIN Lakukan Budidaya
Dua Pokdakan ini terpantau telah berkontribusi nyata pada pemenuhan permintaan ikan patin di Sumsel.
Contoh, pada 3 September 2024 lalu, Sukamto selaku ketua Pokdakan Barokah telah memanen 25 kg ikan patin dari kolam tanahnya. Dijualnya seharga Rp18.000/kg.
Sebelumnya pada 27 Agustus 2024 lalu, Pokdakan Tunas Makmur Desa Sungai Gerong memanen 80 kg patin dengan harga yang sama.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuasin, Dr Septi Fitri menjelaskan, kawasan perikanan terintegrasi memang baru ada di Sungai Gerong. Bahkan satu-satunya di Sumsel.
BACA JUGA:Gelar AJP 2024, Pacu Publikasi Pertamina, Tertarik Support Musi Run 2024
BACA JUGA:Rutin 3 Bulan Sekali, Pekerja Kilang Pertamina Plaju Kembali Donorkan 300 Kantong Darah
Di kawasan itu, proses budidaya ikan terintegrasi dari hulu ke hilir. Mulai dari pembenihan, pemrosesan, hingga penjualan.
Pokdakan di Sungai Gerong membudidayakan berbagai jenis ikan. Baik ikan konsumsi seperti patin, gurame, nila, lele, dan gabus. Juga ikan lokal khas Sumsel seperti sepat, betok, tembakang dan jelawat.
“Ini baru yang pertama saya lihat di Banyuasin, juga di Sumsel. Kawasan terintegrasi, mulai dari pemijahan, pembenihan, pembesaran sampai dengan pengolahan ikan. Ini merupakan suatu terobosan,” ungkap Septi.
Soal mahalnya harga pakan ikan yang mungkin jadi masalah bagi pembudidayaikan di daerah lain, tidak jadi persoalan di kawasan terigrasi ini.
BACA JUGA:Membangun Generasi Emas: Pertamina Energi Negeri 7.0 Semarakkan Semangat Baru di SDN 2 Lembak
BACA JUGA:Spirit Pekerja Kilang Pertamina Plaju Jaga Keandalan Energi di Hari Kemerdekaan