JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Belanja negara yang berkualitas, atau "spending better," merupakan salah satu wujud dukungan APBN dalam memperkuat ekonomi serta menjaga ketahanan fiskal yang berkelanjutan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan bahwa hingga Juli 2024, realisasi belanja negara mencapai Rp 1.638,8 triliun, setara dengan 49,3 persen dari target APBN 2024, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 12,2 persen.
Dari total tersebut, belanja pemerintah pusat meningkat 14,7 persen menjadi Rp1.170,8 triliun. Rinciannya mencakup belanja kementerian dan lembaga sebesar Rp 588,7 triliun (54,0 persen) dan belanja non-KL sebesar Rp582,1 triliun (42,3 persen).
Penyaluran dana transfer ke daerah tercatat Rp468 triliun, yang diharapkan dapat meningkatkan pelayanan publik, perlindungan sosial, dan mendorong kemajuan ekonomi daerah secara inklusif.
BACA JUGA:Optimalkan APBN sebagai Shock Absorber, Strategi Pemerintah dalam Menghadapi Ketidakpastian Global
BACA JUGA:APBN 2024 Defisit, Jadi Tantangan dalam Menjaga Kestabilan Ekonomi
Sri Mulyani memprediksi bahwa belanja negara, yang belum mencapai 50 persen hingga bulan ketujuh, akan meningkat signifikan pada kuartal ketiga dan keempat, mengikuti pembayaran kontrak-kontrak yang ada. "Dinamika antara pendapatan dan belanja harus dijaga hingga akhir tahun," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA di Kementerian Keuangan pada 13 Agustus.
Meski terdapat penurunan dalam keseimbangan primer menjadi Rp179,3 triliun dari Rp394,6 triliun tahun lalu, defisit negara Juli 2024 tercatat baik, yakni Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari target GDP.
Realisasi pembiayaan anggaran juga on track di angka Rp217 triliun, setara 41,5 persen dari pagu, meskipun mengalami tekanan pada penerimaan dari beberapa sektor.
BACA JUGA:APBN Surplus Rp75,7 Triliun, Per April 2024, Pendapatan Lebih Besar dari Penerimaan
BACA JUGA:Sri Mulyani Klaim Kinerja APBN Masih Positif, Tapi Ungkap Ada Ancaman Nih, Apa Itu?
Secara keseluruhan, pengelolaan APBN menunjukkan dinamika tinggi di tengah tantangan domestik dan global. Menteri Keuangan tetap optimis, dengan belanja dan defisit yang terkendali menunjukkan kinerja positif pemerintah dalam menjaga kesejahteraan rakyat melalui program perlindungan sosial, pendidikan, dan kesehatan serta mendorong pertumbuhan ekonomi.