Sri Mulyani Klaim Kinerja APBN Masih Positif, Tapi Ungkap Ada Ancaman Nih, Apa Itu?
Kementerian Keuangan di bawah kepemimpinan Menteri Sri Mulyani Indrawati memberikan gambaran positif terkait kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia hingga Triwulan I tahun 2024. -Foto: IST-
JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Kementerian Keuangan di bawah kepemimpinan Menteri Sri Mulyani Indrawati memberikan gambaran positif terkait kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia hingga Triwulan I tahun 2024.
Menurut Sri Mulyani, kinerja APBN pada periode tersebut dinilai cukup baik dengan catatan masih terdapat surplus, yang didorong oleh belanja dan pendapatan negara yang terkendali.
Namun demikian, Sri Mulyani juga menegaskan perlunya kewaspadaan menghadapi potensi perlambatan ekonomi dan normalisasi ke depannya.
"Realisasi belanja negara hingga Triwulan I 2024 mencapai angka yang signifikan. Total belanja negara mencapai Rp611,9 triliun, yang setara dengan 18,4% dari pagu APBN," kata Sri Mulyani lewat siaran pers Kementerian Keuangan.
Pertumbuhan belanja ini mencapai 18,0% secara year-on-year (yoy). Komponen Belanja Pemerintah Pusat (BPP) tercatat sebesar Rp427,6 triliun atau 17,3% dari pagu APBN.
Sementara itu, Belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) sebesar Rp222,2 triliun, yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti penyaluran bantuan sosial dan pelaksanaan Pemilu.
Belanja Non K/L juga memberikan kontribusi signifikan, mencapai Rp205,4 triliun, dengan dipengaruhi oleh realisasi subsidi energi dan pembayaran manfaat pensiun.
Pemerintah mempertahankan fokus pada Anggaran Prioritas tahun 2024, khususnya dalam merespons dinamika ketahanan pangan dan kesehatan, pendidikan, serta pembangunan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Realisasi belanja pada sektor-sektor tersebut mencapai angka yang cukup besar, dengan Belanja Kesehatan mencapai Rp31,0 triliun (16,5%), Ketahanan Pangan Rp10,6 triliun (9,3%), Pendidikan Rp133,7 triliun (20,1%), dan Infrastruktur Rp44,7 triliun (10,5%).
Secara keseluruhan, APBN 2024 hingga Triwulan I mencatatkan surplus sebesar Rp8,1 triliun atau setara dengan 0,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Keseimbangan primer juga tercatat positif sebesar Rp122,1 triliun. Pengelolaan pembiayaan anggaran terukur dan terkendali, dengan realisasi pembiayaan utang yang mencapai Rp104,7 triliun, mengalami penurunan sebesar 53,6% secara year-on-year (yoy).
Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan pembiayaan melalui utang tetap dalam batas yang dapat dikelola dengan baik, dengan strategi pembiayaan yang dilakukan secara fleksibel dan oportunistik.
Meskipun kinerja APBN terjaga baik di tengah ketidakpastian global, Sri Mulyani mengingatkan bahwa dampak dari peningkatan tensi geopolitik dan volatilitas pasar keuangan global perlu terus diwaspadai.