• Penyakit jantung bawaan, seperti kelainan katup jantung atau koarktasio aorta
• Kehamilan
Selain kondisi-kondisi di atas, risiko kardiomegali juga lebih tinggi pada seseorang dengan beberapa faktor di bawah ini:
• Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
• Kurang beraktivitas fisik dan berolahraga
• Menderita kecanduan alkohol
• Menyalahgunakan NAPZA
• Pernah terkena serangan jantung
• Memiliki keluarga dengan riwayat pembengkakan jantung
Kardiomegali tidak selalu menunjukkan gejala. Namun, pada sebagian penderita kondisi ini diawali dengan gejala-gejala ringan seperti jantung berdebar dan napas terengah-engah saat beraktivitas sedang, yang menetap selama bertahun-tahun.
Umumnya, kardiomegali baru menunjukkan gejala yang lebih terasa saat kemampuan jantung dalam memompa darah sudah jauh menurun. Gejala kardiomegali dapat berupa:
• Sesak napas, terutama saat melakukan kegiatan berat atau berbaring telentang
BACA JUGA:Bahaya Gorengan: Dampak Buruk Kolesterol Tinggi dan Penyakit Jantung
BACA JUGA:Kombinasi Kopi dan Rokok: Ancaman Serius bagi Kesehatan Jantung dan Tekanan Darah, Waspadalah!
• Detak jantung tidak teratur (aritmia)
• Tubuh terasa cepat lelah
• Pembengkakan (edema), terutama di kaki, lengan, dan perut
• Berat badan naik karena penumpukan cairan
• Pusing
Makin cepat dideteksi dan ditangani, makin besar kemungkinan kardiomegali bisa disembuhkan. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala yang telah disebutkan di atas, terlebih jika berisiko menderita kardiomegali. (*)