BATURAJA, SUMATERAEKSPRES.ID–Kasus pembunuhan Vina dan kekasihnya, Eki pada 2016 di Cirebon, kembali menghangat dan jadi sorotan saat ini. Jika di Cirebon ada Vina, di Kabupaten OKU ada Dina Merianti (18). Dia ditemukan terbunuh 8 Februari 2024. Pelakunya juga masih misteri.
Gadis desa itu sedang sendirian di rumahnya, Desa Suka Merindu, Kecamatan Semidang Aji. Ayahnya, Darmawan, sedang bermalam di kebun menunggu buah durian jatuh. Ibunya baru meninggal dunia 2 bulan sebelumnya. Kakak dan ayuknya, tinggal di Tangerang dan Palembang.
BACA JUGA:Tampang Pembunuh Vina Cirebon Beredar Usai Ditangkap Polda Jabar, Ini Dia Penampakannya
BACA JUGA:Misteri Kasus Pembunuhan Dina di OKU Masih Belum Terpecahkan, Keluarga Curigai Orang Terdekat
Apalagi terbunuhnya korban di atas tempat tidur kamarnya, kondisi mengenaskan. Ada sekitar 13 luka tusukan, mulai dari leher, dada, perut, bawah ketiak, tengkuk, serta jari tangannya. ”Lamo nian belum terungkap, kak,” ucap ayuk almarhumah, Diti, yang tinggal di Palembang.
Sudah 4 bulan berlalu. Pihak keluarga hanya pasrah menunggu. Sambil mendoakan kepolisian Polres OKU dapat menangkap pelaku yang merenggut nyawa adik bungsunya dari 3 bersaudara itu. “Kami berharap kasusnya bisa segera terungkap," harap Diti, Sabtu, 15 Juni 2024.
Untuk diketahui, Dina tamatan dari SMAN 9 Ulak Pandan, Kecamatan Semidang Aji. Dia rela menunda untuk kuliah, demi merawat ibunya yang sakit dan akhirnya meninggal dunia. Dina kemudian baru akan mengambil kuliah Universitas Terbuka (UT) di Palembang.
Dina sudah mendaftar, tinggal menunggu jadwal tes pada 27 Februari 2024. Namun Kamis pagi, 8 Februari 2024, Dina ditemukan tewas terbunuh dalam kamarnya. Tidak ada barang berharga yang hilang, ponselnya masih dalam kondisi dicas. Pintu belakang rumah, biasa tidak terkunci.
Kapolres OKU AKBP Imam Zamroni SIK, mengatakan anggotanya masih terus berupaya melakukan penyelidikan kasus pembunuhan Dina Merianti. Khususnya dalam konteks mencari bukti bukti atau indikasi dari hasil visum kematian korban yang tidak wajar.
Dalam proses penyelidikan, perlu bukti-bukti untuk mengetahui siapa pelaku dan apa yang menjadi motifnya.”Kami masih terkendala dengan masalah bukti-bukti, untuk mengangkat kasus itu ke permukaan terkait dengan saksi-saksi yang ada,” aku Imam, dikonfirmasi Sabtu, 15 Juni 2024.
Sebab menurutnya, warga di sekitar lokasi kejadian, kesaksiannya tidak bisa memberikan petunjuk. Apakah ada kemungkinan siapa yang dicurigai. Termasuk untuk tim identifikasi, disebutnya juga mengalami kesulitan dan kendala. ”Sangat minim sidik jari,” tambah Imam.
Lanjut Imam, para saksi yang dimintai keterangan juga belum ada yang bisa mengarah kepada orang yang bisa dicurigai. Keterangan saksi yang ada, rata-rata tidak mengetahui. Hanya mendengar suara teriakan, sekitar pukul 21.00 WIB, Rabu, 7 Februari 2024.
Tapi, tidak melihat siapa atau apakah ada yang lewat. Keterangan saksi ini juga yang masih digali. Namu polisi menduga, pelakunya orang dikenal korban. "Kecurigaan pelaku pembunuhnya, masih merupakan orang dekat," beber Imam.
Karena pelaku mengetahui, mana pintu yang tidak dikunci dan mana yang biasa dikunci. Jejak digital juga tidak ada petunjuk. Karena komunikasi dalam ponsel korban, tidak ada yang mengarah kepada aktivitas apakah pertengkaran.
"Komunikasi korban dengan teman dekat semuanya baik," ujarnya. Barang bukti yang sudah dalam perkara ini, ponsel milik korban, ember pecah. Namun, tidak ada yang mengarah langsung kepada alat yang digunakan pelaku.