IRAN,SUMATERAEKSPRES.ID-Rakyat Iran berduka. Presiden mereka, Ayatollah Ebrahim Raisi dikabarkan tak selamat atau meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter yang ia tumpangi. Insiden itu terjadi Minggu (19/5).
Saat itu, helikopter yang ditumpangi Raisi melintasi daerah pegunungan yang dalam kondisi berkabut tebal.
Tak hanya berdua dengan pilot helikopter tersebut, tapi ada delapan orang lain yang ikut Raisi pada saat itu. Semua dipastikan tak ada yang selamat.
Salah satu korban lainnya yakni Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian. Raisi termasuk yang mengecam keras kekejaman Israel terhadap warga Gaza Palestina.
BACA JUGA:Kronologi Kecelakaan Helikopter yang Membawa Presiden Iran, Bawa 9 Pejabat
BACA JUGA:Tegas! Gegara Genosida di Gaza Palestina, Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel
Ada pula, Gubernur Provinsi Azerbaijan Timur Malek Rahmati, Imam salat Jumat Tabriz Mohammad Ali Alehashem, serta kru helikopter yang terdiri dari seorang pilot, kopilot, kepala kru, kepala keamanan, dan pengawal lainnya
Salah satu pernyataan pentingnya dia sampaikan dalam sebuah upacara dan rapat umum besar yang diadakan di Lapangan Teheran Azadi untuk merayakan ulang tahun kemenangan Revolusi Islam.
“Barat berusaha keras memaksa Iran untuk berhenti membela Palestina dan cita-cita revolusi dengan perang militer, sanksi ekonomi dan embargo. Tapi hari ini, 45 tahun setelah kemenangan Revolusi Islam, telah terbukti bahwa Islam Republik dan Imam (Khomeini) benar,” tegas dia.
Mantan Kepala peradilan dan mantan jaksa serta hakim ini menambahkan kalau pengeboman terhadap rakyat Gaza harus dihentikan sesegera mungkin.
BACA JUGA:350 Tenaga Kesehatan Gugur Akibat Agresi Israel di Jalur Gaza
BACA JUGA:Sejumlah Jurnalis Terluka Akibat Serangan Tentara Israel di Gaza
“Beritahu semua orang bahwa rezim Zionis sedang sekarat dan waktunya telah tiba untuk kematian rezim ini," ujar Raisi. Bahkan, Raisi menegaskan kalau rezim zionis Israel tak akan lama lagi akan berakhir.
“Rezim Zionis pasti akan gagal. Mereka ingin menghabiskan waktu, namun waktunya telah tiba bagi rezim untuk mati,” cetus dia.
Ia menegaskan, Iran tak akan membiarkan serangan Israel itu terjadi begitu saja. Menurutnya, rezim Zionis telah memperlihatkan kejahatan besar dan pembunuhan terhadap anak-anak mereka.
“Menghentikan akses terhadap air dan obat-obatan, ini merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan,” tegasnya.
BACA JUGA:Gelar Pertemuan dengan Para Duta Besar Arab, Menlu Retno Bahas Krisis Gaza
BACA JUGA:107 Pasien di Kompleks Medis Al-Shifa di Gaza Barat Ditahan Pasukan Israel
Diketahui, Raisi terpilih memimpin Iran pada 2021 melalui pemilihan presiden. Terlebih Ebrahim Raisi merupakan tokoh penting Iran yang sangat menyimpan dendam terhadap kaum zionis Israel.
Sebelumnya Ebrahim Raisi sudah mengecam kejahatan tidak adil dari Israel akibat ledakan mematikan di konsulat Iran di Damaskus pada Senin, 1 April 2024.
Enam orang dilaporkan tewas dalam serangan Israel itu, termasuk seorang perwira di unit elit Korps Garda Revolusi Iran bernama Mohammad Reza Zahedi.
Raisi sebelumnya pernah mengecam kejahatan tidak adil dari Israel akibat ledakan mematikan di konsulat Iran di Damaskus 1 April 2024 lalu. Saat itu enam orang dilaporkan tewas dalam serangan Israel tersebut.
BACA JUGA:Ini Alasan Bantuan untuk Gaza Diterbangkan Angkatan Udara Yordania
BACA JUGA:Mesir dan PBB Tolak Operasi Militer Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza
Ia mengusulkan kepada PBB untuk mengeluarkan Israel dari organisasi internasional utama karena rezim tersebut telah melanggar sebagian besar perjanjian dan hukum internasional.
Helikopter yang membawa Presiden Iran, Ebrahim Raisi, mengalami kecelakaan pada Minggu (19/5/2024) waktu setempat. Insiden ini terjadi di wilayah Barat Laut Provinsi Azerbaijan Timur, Iran.
Helikopter tersebut mengangkut sembilan orang, termasuk Presiden Raisi, dua pejabat negara, seorang Mufti (imam), dan anggota tim keamanan penerbangan.
Helikopter yang mengalami kecelakaan tersebut adalah bagian dari konvoi tiga helikopter. Dua helikopter lainnya yang mengangkut menteri dan pejabat lainnya berhasil tiba di tujuan dengan selamat.
Kejadian ini terjadi setelah Presiden Raisi dan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, meresmikan proyek bendungan di perbatasan Iran. (*)