SUMATERAEKSPRES.ID-Perubahan dan kerja sama di bidang kesehatan penting dilakukan demi pemerataan dan mewujudkan derajat kesehatan masyarakat dunia yang merata, demikian disampaikan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia Apt ,M.Pharm MARS.
“Perubahan harus kita terima dengan positif untuk kemajuan, pandemi mengajarkan pentingnya pemerataan dan kerja sama bagaimana mewujudkan derajat kesehatan masyarakat dunia yang merata,” kata Lucia dalam acara Sysmex Indonesia CEO Forum 2024 di Jakarta, melansir Antara.
Lebih lanjut ia mengatakan, Kementerian Kesehatan juga mendorong Indonesia untuk memiliki kesiapan sebagai negara yang mampu beradaptasi apabila suatu saat pandemi kembali terjadi, dengan memberikan inisiatif sebagai negara yang memiliki Pandemic Preparedness and Response (PPR).
Negara Indonesia memiliki penduduk besar akan dipandang seluruh dunia sehingga perlu berperan aktif dalam tantangan global untuk memberikan inisiatif PPR, mulai dari pemerintah, masyarakat, peneliti, dan akademisi dari semua kalangan.
“Dengan dengan organisasi di bidang kesehatan dapat keluar dari pandemi. Bagaimana mewujudkan ketahanan kesehatan untuk mengatasi permasalahan kesehatan suatu negara baik untuk penyakit maupun saat pandemi,” ujarnya.
Lucia menyebutkan Kemenkes juga menguatkan enam pilar di bidang transformasi kesehatan yakni memperbaiki pelayanan kesehatan primer dengan melakukan perubahan paradigma masyarakat dan menekankan sistem kesehatan yang kuat dari promotif preventif.
BACA JUGA:Loker Terbaru: Kemenkes RI Cari Putra-Putri Terbaik untuk Penugasan Khusus, Ini Syaratnya!
Pencegahan penyakit dimulai dari masyarakat menjadikan remaja putri memiliki kesehatan yang baik agar bisa hamil dan melahirkan anak yang sehat sampai dengan lansia memiliki kualitas hidup yang baik.
“Hal ini penting untuk didukung semua stakeholder tidak hanya pemerintah dan pihak sektor kesehatan tapi sama-sama menciptakan komunitas untuk mewujudkan promotif preventif,” tegas Lucia.
Pilar kedua, yakni layanan sekunder di mana Kemenkes ingin memperkuat sistem kesehatan rumah sakit dan fasilitas kesehatan Indonesia memiliki seluruh modalitas pengobatan yang diperlukan untuk hasil terapi yang optimal dan merata dengan berbagai tingkatan di seluruh wilayah Indonesia.
Ia juga mengajak serta para stakeholder di bidang teknologi kesehatan untuk menginvestasikan alat diagnostik high end agar hasil yang didapat pasien semakin baik dengan harga yang terjangkau.
Selain itu, pada pilar ketiga, yaitu ketahanan kesehatan Kemenkes memiliki dua agenda yakni ketahanan di bidang kefarmasian dan alat kesehatan.
Lucia mengatakan hal ini perlu persiapan agar saat menghadapi pandemi seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia tidak lagi kesulitan mendapatkan alat diagnostik atau alat kesehatan sederhana sehingga ketahanan Indonesia di dunia kefarmasian berjalan baik.