OKU TIMUR,SUMATERAEKSPRES.ID – Terbunuhnya Rifki Rifaldi (13) dengan cara sadis tangan dan kaki terikat di belakang, masih belum bisa dipercayai orang tuanya. Sebab pelajar kelas VII SMPN 2 Gumawang, itu, tidak banyak ulah dan berbakti kepada orang tuanya.
“Memang keseharian Rifki itu ikut bundanya jualan. Kadang menginap di tempat jualan," kenang ayah almarhum Rifki, Edi Susanto, warga RT 05, RW 02, Desa Gumawang, Kecamatan Belitang, Kabupaten OKU Timur, Sabtu, 30 Maret 2024.
Ibunya Rifki, Herayunita (33), berjualan di sebuah toko di perbatasan Desa Gumawang dan Desa Bedilan. Dia berjualan kopi, tas-tas kecil, hingga kacamata. “Senin 25 Maret 2024 sepulang sekolah, Rifki juga masih membantu bundanya jualan,” tambah Eko.
Sehabis berbuka puasa, Rifki pamit hendak mengantarkan takjil ke rumah kakeknya. Mengendarai motor Beat Street warna silver. “Sekalian mau pulang ke rumah kontrakan kami untuk ganti pakaian, sebab dia masih pakai pakaian sekolah,” sambungnya.
BACA JUGA: Identitas Mr X yang Ditemukan di Semendawai Barat OKU Timur Terungkap: Pelajar SMP Usia 13 Tahun
Karena itulah, Rifki membawa kunci rumah kontrakan mereka. Sementara rumah kakeknya, hanya berjarak sekitar 20 meter. “Rifki sudah antarkan takjil ke rumah kakeknya dan sempat pulang ke rumah ganti pakaian. Tapi sampai jam 11 malam (23.00 WIB) , tidak pulang ke rumah," cerita Edi.
Edi Susanto yang sedang bekerja di perkebunan tebu, lansung memutuskan pulang malam itu. Bersama istrinya dan warga lainnya, mencari sampai subuh tapi tidak bertemu.
"Setelah subuh kami istirahat dulu, kami masih berpikir positif. Mungkin Rifki menginap di tempat temannya," tutur Eko.
Edi kemudian bekerja seperti biasa. Namun 2 hari Rifki belum juga pulang, sehingga mereka melapor ke polisi. "Sudah 2 hari tidak ada kabar, kami mulai resah dan khawatir dan panik," katanya.
BACA JUGA:Ancam Gunakan Parang dan Pisau Rampas Hp Milik Pelajar SMP, 2 dari 3 Pelaku Begal Ditangkap
BACA JUGA:Sudah Sangat Meresahkan, Kapolda: Miris Libatkan Pelajar SMP-SMA
Masih dalam pencarian kami dapat informasi, setelah pulang ke rumah ganti pakaian, Rifki jalan-jalan naik motor Beat Street itu. Sempat mampir ke rumah temannya, lalu keliling masih di sekitar Kecamatan Belitang.
Setelah keliling mampir mengiai bensin, kemudian temanya minta diantarkan pulang. Setelah mengantar temannya pulang, Rifki tidak tahu kemana lagi.
EVAKUASI : Proses evakuasi jenazah pelajar SMP, Rifki Rifaldi, dari Sungai Pasipatan, Desa Tanjung Mas, Kecamatan Semendawai Barat, OKU Timur, Jumat pagi (29/3). Dia diduga korban begal, motor Beat Street silver lenyap. -FOTO: POLSEK CEMPAKA-
Sampai akhirnya ada kabar penemuan mayat tak dikenal di Desa Tanjung Mas, Jumat 29 Maret 2024, sekitar pukul 07.00 WIB. "Kami mendapat informasi adanya video penemuan mayat itu Jumat pagi. Tapi kami tidak yakin itu Rifki," katanya.
Sebab saat itu mereka masih menduga, Rifki masih berpakaian sekolah SMP. Ternyata, benar mayat yang mengapung di aliran sungai Pasipatan, anak Sungai Komering, Desa Tanjung Mas, Kecamatan Semendawai Barat, itu adalah Rifki.
Meski kondisinya sudah tidak bisa dikenali lagi, tangan dan kaki terikat kebelakang dengan tali pelepah pisang.
"Ibunya mengenali ikat pinggang yang dipakai. Tapi ibunya nyaris pinsan. Lalu saya bawa keluar ruang mayat untuk menenangkan," kenang Edi.
BACA JUGA:Inalillahi, Mandi di Sungai, Pelajar SMP di Ogan Ilir Ditemukan Tewas Tenggelam, Begini Kejadiannya!
BACA JUGA:Pelajar SMP Negeri 3 Lubuklinggau Tewas Tabrakan dengan Mobil Polisi, Ini Penyebabnya
Setelah sekitar 30 menit, ibu Rifki mulai tenang, mereka dipanggil kembali oleh dokter dan polisi untuk kembali memastikan bahwa korban itu adalah Rifki.
"Ada tiga ciri yang membuat kami yakin bahwa itu adalah Rifki. Pertama ikat pinggang yang dipakai, yakni ikat pinggang saat Rifki masih SD dulu. Ikat pinggangnya kecil warna hitam. Kemudian di kepala ikat pinggang ada tulisan 'SD', kannya.
Ciri kedua adalah, kunci rumah yang masih ada di kantong celana yang dipakai Rifki. "Itu kunci memang benar, kunci rumah dengan gantungan kain seperti tali sepatu. Ada tiga kunci, yakna 1 kunci rumahm 2 kunci toko," ujarnya.
"Kemudian cirri ketiga pada tangan, ibunya masih mengenali tangan anaknya karena setiap hari melihatnya," kata dia.
Edi menduga anaknya itu adalah korban pembunuhan atau perampokan. Sebab, Rifki belum pernah ke daerah itu. Untuk sampai ke Kecamatan Semendawai Barat dari Gumawang, setidaknya harus melewati 2 kecamatan dan puluhan desa.
Kemudian jika berkendara, dari Desa Gumawang samapi ke Desa Tanjung Mas membutuhkan waktu lebih kurang 1 jam. Sehingga Edi mengira, Rifki dibegal dan dieksekusi di sekitar Gumawang, lalu jasad dibuang ke daerah Desa Tanjung Mas tersebut.
"Kami berharap pelaku dapat terungkap, dan dapat dihukum setimpal sesuai dengan perbuatan menghilangkan nyawa," pungkasnya.
Sementara itu, Kapolres OKU Timur AKBP Dwi Agung Setyono SIK MH melalui Kasat Reskrim AKP Hamsal SH mengatakan masih melalukan penyelidikan kasus tersebut. (lid/air)