JAKARTA,SUMATERAEKSPRES.ID – Meski mengalami penurunan draktis pada pemilu 2019 yang mencapai 894 orang dan dan sakit 5.185 orang. Namun pada pemilu 2024 ini sudah tercatat 35 orang meninggal dan 3.909 orang jatuh sakit.
Komisioner KPU RI Idham Holik mengatakan, dari hasil laporan, mereka yang meninggal disebabkan faktor kelelahan.
"Informasi yang kami terima itu karena faktor kelelahan, yang akhirnya menyebabkan meninggal," ujarnya kemarin (18/2).
Ada juga dugaan petugas yang memiliki komorbid penyakit tertentu, Idham menyebut hal itu baru sebatas isu.
BACA JUGA:Berduka Lagi, Seorang KPPS Tanjung Menang Meninggal, Sempat Dirawat di RSUD Kayuagung
BACA JUGA:Linmas Pembacok Ketua KPPS Mengaku 2 Kali Kesal, Ini Pemicunya
Untuk kepastiannya, KPU harus menerima informasi resmi dari otoritas kesehatan. Mengingat yang bisa mendiagnosis adalah dinas kesehatan.
Meski jumlahnya jauh menurun, mantan komisioner KPU Jawa Barat itu mengaku prihatin. "Ya apa pun itu jumlahnya kami tentunya sangat berduka ya,"ucapnya.
Dari sisi regulasi, KPU telah melakukan upaya pencegahan. Misalnya dengan membatasi usia maksimal 55 tahun, menerapkan skrining kesehatan, hingga memberikan bimbingan teknis.
Lebih lanjut lagi, KPU juga telah berupaya mengefisiensikan proses penghitungan suara. Yakni dengan mengusulkan penghitungan sistem dua panel.
BACA JUGA:27 KPPS Meninggal, Pemicu Terbanyak Sakit Jantung
BACA JUGA:Petugas KPPS Mulai Terima Gaji, Netizen : Sekali Gajian Langsung Pensiun
Meskipun ide itu tidak mendapat persetujuan dari partai politik, sehingga tetap menggunakan satu panel. "Ini adalah berdasar hasil rapat konsultasi dengan pembentuk UU," ungkapnya.
Idham menambahkan, sebagai bentuk dukungan dan simpati, KPU akan memberikan hak santunan kepada keluarga yang ditinggalkan.
Berdasar Surat Menteri Keuangan S-647/MK.02/2022 melalui Satuan Biaya Masukan Lainnya (SBML) Tahapan Pemilihan Umum dan Tahapan Pemilihan, besaran santunan itu Rp36 juta.
Keluarga juga mendapat bantuan biaya pemakaman sebesar Rp 10 juta.
BACA JUGA:Masih Diburu Polisi, Imbau Linmas Pembacok Ketua KPPS agar Menyerahkan Diri
BACA JUGA:Kemenkes Sebut 15 Persen Petugas KPPS Berusia 55 Tahun
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja mengatakan, dari pihak pengawas TPS juga ada yang kembali menjadi korban. Sejumlah laporan sudah masuk.
Namun, jumlahnya masih dalam proses pengumpulan data. "Kami perintahkan (jajaran) untuk mengurus proses baik proses pemakaman maupun santunan,"ujarnya.
Ia juga menambahkan menuturkan, upaya antisipasi juga sudah dilakukan seperti tes kesehatan. Kemudian ada juga bimbingan untuk menjaga kesehatan.
"Tapi ya kita tidak tahu kondisi pada saat itu (hari H). Mungkin lagi banjir, kemudian hujan ya itu faktor yang harus kita hitung," terangnya.
BACA JUGA:Tips Sehat untuk Petugas KPPS Menghindari Badan Lemas saat Bekerja
Di Kabupaten OKI, petugas KPPS di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 3 Desa Tanjung Menang Kecamatan Kayuagung meninggal dunia.
Kades Tanjung Menang, Darmawi mengaku, Alm memang memiliki riwayat penyakit sebelumnya ada juga penyakit maag kemudian saat menjadi anggota KPPS Alm terlambat makan dan begadang.
"Rencananya jenazah Alm Evan akan dimakamkan besok di tempat pemakaman keluarga," terangnya. Almarhum sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kayuagung setelah mengalami drop.
Namun rupanya tadi siang mendapat informasi kalau sudah meninggal dunia. Ia mewakili warga Desa Tanjung Menang turut berduka cita.
BACA JUGA:Oknum Linmas di 30 Ilir Tega Bacok Ketua KPPS, Cuma Gara-gara Ini!