JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Harga beras premium terus naik. Harga tebus beras premium dari distributor saat ini berkisar antara Rp 16.000 hingga Rp 17.000 per kg, bahkan ada yang sampai Rp 18.000 per kg.
Harga tersebut cukup tinggi mengingat sebelumnya hanya berkisar Rp 13.150 per kg.
Lantaran hal tersebut maka Aprindo mengusulkan adanya kenaik harga beras premium.
"Kita tidak mungkin beli beras mahal dan dijual murah. Nggak bisa masuk barang kalau kita beli mahal jual rugi, jadi ada beberapa peritel yang memilih nggak usah ada barang sekalian. Sebagian besar peritel itu tidak mau membeli beras sekarang, karena harga mahal," Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey.
BACA JUGA:Para Ilmuwan Tercengang! Seekor Hiu Hamili Ikan Pari, Kok Bisa?
BACA JUGA:PETAKA! Pakai AI Gantikan Manusia, 7 Perusahaan Ini PHK Massal Karyawan
Kelangkaan terjadi karena peritel tidak mau membeli stok mereka karena harga premium yang tinggi di tingkat distributor.
Untuk memastikan ritel tetap dapat menjual beras premium, dia menyatakan bahwa salah satu solusinya adalah relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET).
Menurutnya, tidak mungkin untuk masuk barang jika kita beli mahal dan jual murah karena tidak bisa masuk barang jika kita beli mahal dan jual rugi, jadi ada beberapa peritel yang memilih bahwa meskipun saya beli mahal, saya harus menjualnya di atas HET karena yang di pasar tradisional dapat menjualnya di atas HET.
Menurutnya, Aprindo meminta adalah relaksasi HET, yang merupakan langkah pertama keluarnya.
BACA JUGA:El Nino, Gelontorkan 300 Ribu Ton Beras, Agar Harganya Lebih Terkontrol
BACA JUGA:Harga Beras 28 Provinsi Naik, Sumsel Masih di Atas HET, Belum Masa Panen- Faktor Cuaca
Selain itu, dia berpendapat bahwa Perum Bulog harus selalu mengisi beras SPHP ke ritel untuk menjaga keseimbangan pasokan barang. Jika stok beras SPHP berkurang, konsumen akan panik.
Singkatnya, dia menyatakan bahwa jumlah beras premium di ritel telah berkurang karena belum ada panen dan harganya tinggi.
Jika beras SPHP dari Bulog juga kurang, hal ini dapat menyebabkan pembelian panik .