MURATARA, SUMATERAEKSPRES.ID - Banjir uluan di Kabupaten Muratara, Provinsi Sumsel, yang terjadi akibat lupaan sungai Rawas dan Rupit, merupakan banjir terbesar selama 20 tahun terakhir.
Pukul 08.00 WIB, 8 jembatan gantung putus, 20 kampung terisolir, 6 wilayah kecamatan terendam, dan puluhan sekolah ditutup akibat kebanjiran. BPBD Muratara menyatakan bahwa banjir ini adalah banjir lupaan dengan dampak terparah selama 20 tahun terakhir.
Wilayah Uluan yang jarang sekali mengalami banjir, saat ini ikut terendam. Mulai dari wilayah Rawas Ulu, Kuto Tanjung, Napalicin, Muara Kuis, Muara Kulam hingga wilayah Rawas Ulu, Remban, Lubuk Kemang. Pihaknya mengaku bahwa banjir luapan sungai ini akibat lupaan sungai Rawas dan Sungai Rupit dengan kedalaman rata rata antara 1-5 meter dan yang paling dalam di dekat bantaran sungai.
Pasilitas umum juga dilaporkan ikut terdampak, mulai dari kantor camat Ulu Raws, kantor perwakilan Danramil Raws Ulu, Puskesmas Muara Kulam, tiang listrik roboh.
8 jembatan gantung putus di Desa Batu Gajah, Desa Sosokan, Desa Muara Kuis, Desa Kemang Desa Muara Kuis. Jembatan Gantung Dusun Desa Muara Kuis, Jembatan Gantung Pulau Kidak, Jembatan Gantung Kelurahan Muara Kulam.
Sedangkan 17 sekolah yang terendam banjir adalah SDN Biaro Baru, SDN 4 Bingin Teluk, SDN 1 Noman Baru, SDN 1 Karang Dapo, SDN Pantai, SDN 3 Muara Rupit, SDN 2 Maur, SDN Biaro Lamo, SDN 2 Karang Anyar, SDN 1 Rantau Kadam, SDN 1 Lesung Batu, SDN Kertasari. SMPN Karang Anyar, SMPN Translok Pauh, SMPN Pangkalan.
BPBD Muratara melakukan evakuasi terhadap ratusan santri Ponpes Alkhoiriah di wilayah Rawas Ulu karena terendam banjir dan berada di tikungan arus sungai Rawas. "Kita sempat evakuasi dan seluruh santri di pulangkan ke rumah maising masing," jelasnya.
Pihaknya menyatakan bahwa sempat melakukan evakuasi untuk masyarakat mereka dan mereka banyak mengungsi ke tempat keluarga yang tidak terdampak.
BACA JUGA:Mobil Terendam Banjir, Ini Risiko Kerusakan dan Solusi Menghadapinya
PLT Disdik Muratara mengkonfirmasi bahwa jumlah sekolah yang terendam akan lebih bertambah karena intensitas curah hujan meningkat khususnya di wilayah hiluan.
"Untuk sementara sekolah yang kebanjiran langsung kita liburkan dan tutup aktivitas. Karena tidak mungkin anak anak belajar di waktu banjir," ujarnya.
Banjir juga melanda wilayah Musi Rawas khususnya di wilayah Kecamatan Lakitan, Muara Kelingi, Purwodadi dan BTS Ulu Cecar. Banjor di wilayah ini cukup parah karena berada di wilayah hilir sungai Musi.