Dengan bantuan boneka, Ibu bisa memeragakan situasi atau skenario tertentu untuk membantu anak memahami dan mengeksplorasi emosi.
BACA JUGA:Eits...Ingat Ya, Beda Batuk Pada anak Beda Pula Obatnya
BACA JUGA:Ruang Perawatan Anak Penuh, Banyak Dirawat Trombosit Turun
Boneka juga dapat IbuBunda gunakan untuk membantu anak-anak memahami dan menyelesaikan konflik dengan sehat. Jadi, contohnya, Ibu bisa memfasilitasi diskusi yang mendukung pemecahan masalah lewat maskot boneka itu.
Buatlah suara animatif yang mewakili si boneka, kemudian minta anak dan teman-temannya untuk berbagi perspektif mereka mengenai suatu situasi atau kejadian dengan menggunakan petunjuk
3. Doodling (Corat-Coret di Kertas)
Menggambar pola sederhana atau doodling bisa menjadi sarana untuk anak mengenali dan memahami emosi mereka.
BACA JUGA:Sebulan 6 Kali Jual Anak Bawah Umur, Sekali Short Time Rp150-500 Ribu. Segini Keuntungan Muncikari
BACA JUGA:Ajaib, Ini Sederet Manfaat Pelukan Mama, Sehatkan Jantung Hingga Kurangi Stres Anak
Terlebih karena di usia ini, anak-anak akan mengalami begitu banyak emosi baru yang mungkin belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Doodling penting untuk membantu anak-anak memproses emosi yang mereka alami.
Selain itu, doodling juga bisa dapat membantu anak memiliki self–awareness.
Self-awareness membantu anak-anak berpikir lebih dahulu tentang tindakan dan perilaku mereka, juga membantu berempati dan mempertimbangkan apa yang dialami orang lain dari.
Dengan menggambar, anak-anak bisa melatih mengenali emosi serta perasaan mereka, mengelola emosi secara bertanggung jawab, dan memahami kebutuhan mereka sendiri.
BACA JUGA:Jangan Abaikan Batuk Bedahak pada Anak, Bisa Jadi Ini Gejala Pneumonia
BACA JUGA:11 Cara Mengajari Anak Membaca biar Menyenangkan
Kesadaran diri memang adalah konsep yang sulit bagi anak-anak di usia prasekolah ini. Namun, penting untuk Ibu bantu si Kecil mengasahnya sejak usia dini.
4. Ajarkan Berbagi
Di usia dini, wajar jika si Kecil masih sulit berbagi mainan dengan teman atau saudaranya. Tapi, bukan berarti bisa terus-menerus memberikan toleransi.
Salah satu perkembangan kemampuan sosial anak dapat dilihat dari seberapa mampu ia mengendalikan sifat egoisnya.
BACA JUGA:Bermain Hujan, Siapa Takut? Ini Dia Manfaatnya untuk Kesehatan Anak!
BACA JUGA:Harus Tau! Kecanduan Nonton Video di Handphone Bisa Berbahaya Bagi Anak-Anak, Ini Alasannya
Ketika si Kecil sudah bisa berbagi mainannya dengan rela, tidak menangis ketika diminta berbagi, itu berarti ia telah memiliki kemampuan sosial emosional yang baik.
Lalu, bagaimana cara mengajarkan si Kecil untuk berbagi? Saat bermain, misalnya, Anda bisa mendorong si Kecil untuk memainkan mainannya bersama-sama dengan temannya.
Bisa mengajak si Kecil untuk mengumpulkan pakaian atau mainan yang sudah tidak dipakai untuk disumbangkan kepada anak-anak yang lebih membutuhkan.
Jangan lupa, berikan pujian ketika ia mulai menunjukkan kemampuan untuk berbagi.
BACA JUGA:Momen Peringatan Hari Ibu, Para Ibu Harus Ekstra Kontrol Anak dari Gadget
BACA JUGA:M Farid jadi Bapak Asuh Anak Stunting, Aditya Trinia Apriliani jadi Bunda Asuh Anak Stunting
5. Membacakan Dongeng
Bercerita, membacakan buku, atau mendongeng juga bisa jadi cara mengembangkan sosial emosional anak usia dini.
Tentu saja cerita yang dipilih haruslah yang mengandung nilai-nilai positif untuk dijadikan contoh dalam kehidupan nyata si Kecil.