SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID – Penularan Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) makin mengkhawatirkan.
Data sepanjang tahun lalu (2022) saja, ada 52.955 penderita se-Indonesia. Di Sumsel, dalam 28 tahun terakhir, sudah ada 4.677 orang yang terinfeksi.
Untuk tahun 2023 ini, sejak Januari sampai Oktober 2023, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel mencatat ada 698 orang (lihat grafis) dengan HIV/AIDS (ODHA). Rinciannya, sebanyak 479 penderita HIV (stadium 1 dan 2) dan 219 penderita AIDS (stadium 3 dan 4).
"Dari data total 698 ODHA, paling banyak di Palembang 380 orang. Jumlahnya sekitar 54 persen dari kasus HIV/AIDS di Sumsel tahun ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, dr Trisnawarman, kemarin. Sedangkan daerah lain tidak ada yang kasus HIV/AIDS-nya lebih dari 40 kasus.
BACA JUGA:Viral Event Pura Vida di Venue Voli Pantai JSC, Panitia : Kami Tidak Mendukung LGBT
"Kalau secara keseluruhan, terhitung sejak 1995 hingga Oktober 2023 (dalam 28 tahun terakhir), ada 3.115 orang terinfeksi HIV dan 1.562 orang terinfeksi AIDS di Sumsel. Total 4.677 orang terinfeksi HIV/AIDS di Sumsel," bebernya.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Palembang, Yudi Setiawan mengungkapkan, berdasarkan data yang ada beberapa waktu lalu, jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Palembang 358 kasus.
"Dari jumlah itu, terbanyak pada kelompok usia produktif 25-49 tahun,” jelasnya. Disusul kelompok usia 20-24 tahun dengan 85 kasus, usia 15-19 tahun dengan 15 kasus, di atas usia 50 tahun 15 kasus, usia kurang dari 4 tahun 7 kasus, dan usia 5-14 tahun dengan 2 kasus.
Yudi menambahkan, berdasarkan faktor risiko, penderita HIV/AIDS terbanyak dari kalangan lelaki seks lelaki (LSL) alias homoseksual atau pria penyuka pria dengan 195 kasus. Kemudian heteroseksual 123 kasus, biseksual 15 kasus, pasien TB 6 kasus, perinatal 7 kasus, pasangan ODHIV 4 kasus, pengguna jarum suntik 4 kasus, ibu hamil 2 kasus, pasien IMS ada 1 kasus, dan transfusi darah 1 kasus.
BACA JUGA:Prank Dua Remaja, Seorang Guru Diduga LGBT Malah Dikeroyok, Begini Kronologinya
"Bisa dilihat, sebagian besar penderita dari usia produktif kelompok LSL. Arah pencegahannya ke kelompok ini harus dimaksimalkan," jelasnya. Salah satunya, mengingatkan kalau hubungan LSL adalah perilaku menyimpang dan melanggar norma agama.
Terpisah, Dinas Kesehatan Muara Enim mencatat dari 27 ODHA yang terdata tahun ini, ada 4 sudah meninggal. "Berdasarkan klasifikasi umur 20-24 tahun ada lima orang, 25-49 tahun ada 20 orang, dan di atas 50 tahun 2 orang," ujar Kepala Dinas Kesehatan Muara Enim, dr Eni Zatila MkM.
Berdasarkan jenis kelamin, hampir seimbang. Sebanyak 14 penderita laki-laki dan 13 perempuan. "Faktor penyebabnya, wanita pekerja seks (WPS), heteroseksual, LSL, pelanggan seks dan pengguna narkoba suntik (penasun)," bebernya.