Munculnya Komunitas LGBT di Wilayah MLM: Analisis Tren Bahasa dan Simbol LGBT, Terselubung di Tengah Masyaraka

Munculnya Komunitas LGBT di Wilayah MLM: Analisis Tren Bahasa dan Simbol LGBT, Terselubung di Tengah Masyarakat LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID - Seorang pengamat media sosial di Lubuklinggau, bernama Sayuti, pada Kamis (31/8), mengungkapkan bahwa komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) mulai muncul di kawasan Musi Rawas-Lubuklinggau dan Muratara (MLM). Kelompok ini berada dalam bayangan yang cukup dalam dan berbaur di tengah masyarakat, sehingga di perlukan analisis khusus untuk mengidentifikasi jati diri dan karakteristik mereka. "Mereka memakai bahasa yang berbeda, sering kali menggunakan istilah-istilah yang tidak lazim (nonverbal,red). Akan tetapi, bahasa semacam itu juga banyak di gunakan oleh generasi muda sekarang," ujarnya. Sayuti menjelaskan bahwa ada beberapa istilah nonverbal yang kerap terdengar di kalangan pemuda di wilayah MLM saat ini, dan istilah-istilah tersebut seringkali di gunakan oleh individu LGBT dalam komunikasi mereka.

BACA JUGA : Yellow is Back: Tweve Beri Sinyal Sriwijaya FC Kenakan Jersey Home Warna Kuning
Misalnya, istilah seperti "Buchi" dan "andro", "betty" dan "besty", serta "duo dribel" seringkali di gunakan oleh kaum lesbian. Sementara istilah seperti "top", "bottom", "gopay", "wormy", "wanita tua", "boy castrol", dan "honda beat" umumnya di gunakan oleh kaum gay. Bagi mereka yang biseksual, istilah seperti "ACDC", "M2M", "glory hole", dan "gojeg" sering muncul. "Saya tahu bahwa banyak bahasa semacam itu seringkali di gunakan oleh anak-anak muda di wilayah MLM," tambah Sayuti.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan