JAKARTA — Saat ini PT Hutama Karya (Persero) telah mengembangkan lima teknologi dalam peningkatan pelayanan di ruas jalan tol.
Seperti pengembangan Water Treatment Plant (WTP), penerapan smart lamp di sejumlah tol yang dikelola, dan pengembangan aplikasi HK Toll Apps sebagai media informasi berkendara di jalan tol Hutama Karya berbasis mobile.
Kemudian, penerapan sistem Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) yang terintegrasi dengan ETLE nasional dalam penindakannya.
Ada juga pemasangan alat Weigh in Motion (WIM) dalam menciptakan jalan tol yang bebas dari kendaraan Overdimension dan Overload (ODOL).
BACA JUGA:Usai Diresmikan Presiden, Jalan Tol Indraprabu Masih Gratis
BACA JUGA:Kantor Pertanahan Melaksanakan Musyawarah Penetapan Bentuk Ganti Kerugian Jalan Tol Betung (Sp.Sekayu)-Tempino
Lalu, ada 3 teknologi yang mempermudah operasional jalan tol. Seperti pengembangan Intelligent Traffic System (ITS).
Selanjutnya ada Smart Closed Circuited Television (Smart CCTV). Lalu, Data Remote Traffic Microwave Sensor(RTMS) yang dapat mendeteksi kendala di jalan tol dan pendeteksian kondisi lalu lintas secara real-time.
Nah, semua itu hasil inovasi berbasis teknologi yang berkelanjutan untuk menciptakan infrastruktur teknologi yang dapat menunjang bisnis perusahaan dalam memberikan pelayanan yang optimal bagi pengguna Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo menjelaskan, penerapan teknologi tersebut menjadi jawaban atas kebutuhan dan tantangan yang dihadapi dalam operasional jalan tol.
BACA JUGA:Meski Belum Operasional, Rombongan Sapi Sudah Cicipi Jalan Tol Palembang Banyuasin
BACA JUGA:Tips Berkendara Secara Aman di Jalan Tol
Juga mempermudah pengguna jalan dalam mengakses informasi dan memantau lalu lintas terkini dari ruas-ruas tol yang ingin dilintasi.
“Pengguna jalan tol dapat memantau langsung kondisi lalu lintas sebelum berkendara melalui Smart CCTV secara real-time yang tersedia di aplikasi HK Toll Apps,” jelas Tjahjo.
Menurutnya, sistem ITS telah lama dikembangkan. Dengan menggunakan Artificial Intelligence (AI) yang dikendalikan secara terpusat di command center yang berlokasi di HK Tower.
Sistem ini dapat diakses di control room masing-masing cabang tol dengan penjagaan personel selama 24 jam.
BACA JUGA:Kebut Perbaikan Jalan Tol
BACA JUGA:Hindari Pelanggaran Jalan Tol Ini, Bisa Buat Kamu Tekor Sampai Rp500 Ribu
Salah satu keunggulan dari sistem ini, dapat mendeteksi dan menganalisis kendali pendapatan tol. Juga kendali performa peralatan tol dan kendali kondisi lalu lintas melalui CCTV yang terintegrasi ke sistem ITS.
Bisa juga sebagai kendali penanganan pothole atau lubang di jalan tol, hingga kendali keluhan pelanggan atau sentiment analysis dari media sosial (medsos).
Untuk Penerangan Jalan Umum (JPU), Hutama Karya telah memasang 3.704 smart lamp di sepanjang jalan tol Bakauheni – Terbanggi Besar, Tol Pekanbaru – Dumai, Tol Medan – Binjai dan Tol Sigli – Banda Aceh.
Ada pun keunggulan dari smart lamp tersebut, fitur pengaturan otomatis dan pemantauan jarak jauh yang sangat mempermudah pengoperasian tol.
BACA JUGA:Selesaikan 5 Ruas Jalan Tol
BACA JUGA:Kecele, Keluar Tol Palindra Bayar
Dengan menggunakan LED, lebih hemat energi dibandingkan dengan penggunaan lampu konvensional.
“Smart lamp ini di wilayah Asia Tenggara, terutama Indonesia masih belum banyak digunakan,” beber Tjahjo.
Padahal, di negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang sudah lebih dulu menerapkan ini di jalan tol.
“Karena smart lamp ini sangat efisien dalam membantu mengurangi konsumsi energi secara signifikan dan menghasilkan penghematan biaya operasional,” jelasnya.
BACA JUGA:Kanan-Kiri Tol Palindra Membara
BACA JUGA:Investasi Triliunan, tapi Tol Indraprabu Bermanfaat
Salah satu teknologi yang aedang dikembangkan di ruas Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (Terpeka) yaitu Water Treatment Plant (WTP).
Dengan teknologi ini, Hutama Karya akan mengolah air yang bersumber dari sumur, sungai, waduk atau air recycle menjadi air yang aman dan sesuai untuk berbagai keperluan di ruas tol.
Saat ini, teknologi WTP sudah diterapkan di rest area KM 306 Tol Terpeka. “Dari hasil evaluasi, air yang dihasilkan telah sesuai dengan standar air bersih. Nantinya, teknologi ini juga akan diterapkan di ruas-ruas lainnya di JTTS,” tutur Tjahjo.
Pengembangan teknologi ini akan menjadi solusi dari permasalahan air bersih di beberapa ruas JTTS.
BACA JUGA:Resmikan Tol Indraprabu, Presiden Jokowi Sebut Ini Medan Tidak Mudah dan Investasinya Besar
BACA JUGA:Tol Indraprabu Tutup 3 Hari
Karena sebagian ruas JJTS melintasi wilayah hutan atau sawah, kualitas airnya masih kurang memenuhi standar. “Memerlukan treatment,” imbuhnya.
Nah, dengan semua teknologi yang telah diterapkan dan juga dalam pengembangan ini, Hutama Karya siap menghadapi penerapan industri 4.0 di jalan tol.
Komitmen Hutama karta menyediakan infrastruktur teknologi yang siap untuk masa depan.
“Kami percaya bahwa kesiapan dalam menghadapi Industri 4.0 menjadi kunci untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan di sektor transportasi dan infrastruktur,” tukas Tjahjo.(*/)