SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID – Dunia pendidikan di Sumsel, khususnya Kota Prabumulih dibuat geger dan tercoreng. Seorang oknum pendidik, D, diduga melakukan pelecehan terhadap siswinya, F. Ulah ‘nakal’ itu terjadi di rumah sang guru. Saat les.
Kasus ini viral. Memaksa sejumlah pihak turun tangan menyelesaikannya. Ketua MKKS SMA Kota Prabumulih, Abdul Hadi SPd MSi membenarkan adanya kejadian tersebut. Dia ikut hadir dalam mediasi antara siswi yang jadi korban dengan oknum guru tersebut.
"Kehadiran kami sebagai saksi bahwa sudah ada pertemuan dan penyelesaian masalah antara korban dan oknum guru tersebut. Bukan perdamaian," sebutnya, kemarin (23/11). Soal sanksi terhadap guru tersebut, Hadi menegaskan itu menjadi wewenang Dinas Pendidikan Sumsel dan kepala sekolah tempat oknum tersebut mengajar.
“Bukan ranah kami MKKS,” imbuhnya. Informasinya, kejadian yang menggegerkan dunia pendidikan di Prabumulih itu di rumah oknum oknum tersebut. Di Kelurahan Gunung Ibul, Kecamatan Prabumulih Timur. Nah, korban les di sana.
Pada saat kejadian, korban hanya berdua dengan gurunya itu. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Perempuan dan Perlindungan anak (DPPKBPPA) Kota Prabumulih, Eti Agustina SKM MKes menyebutkan, pihaknya sudah menerima laporan dari KPAD dan siap mengawal kasus ini.
Eti menegaskan, bentuk pelecehan memang belum sampai ke organ intim “Oknum guru itu menepuk bahu dan pantat korban saat les,” bebernya. Dengan adanya kejadian ini, pihaknya minta OPD terkait untuk melakukan penertiban tempat-tempat les.
"Termasuk DPMPTSP, tempat les harus berizin atau seperti apa. Supaya kalau mereka mempunyai izin, akan lebih mudah diawasi," sebutnya sembari mengungkapkan kalau sudah dua kali kejadian pelecehan terhadap pelajar di tempat les.
Kepada para orang tua, Eti mengimbau jangan sampai tergiur dengan les yang murah dan harus memastikan bagaimana tempat les tersebut. Supaya anak-anak jangan jadi korban. Dinasnya telah mengirimkan surat ke psikolog untuk membantu pemulihan psikologis siswi tersebut.
Supaya korban bisa happy lagi dan tidak di-bully teman-temannya. " Anak-anak ini secara psikologis lama sembuhnya. Apalagi yang melakukan pelecehan adalah seorang guru,” imbuh dia. DPPKBPPA Prabumulih minta MKKS aktif melakukan pengawasan. “Dan kami minta oknum guru tersebut tidak bertatap muka lagi dengan siswa," tegas Eti.
Terpisah, Pj Wali Kota Prabumulih H Elman ST MM mengaku sudah menerima laporan kasus tersebut. Dia menegaskan sangat penting bagi pendidik dalam hal ini guru punya latar belakang pendidikan agama yang baik. Sehingga tidak melakukan hal-hal yang tidak sepatunya dilakukan seorang guru.
"Terkait sanksi oknum tersebut, kita akan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel," tukasnya. Diketahui, telah ada kesepakatan dan perjanjian antara korban, oknum guru, MKKS, DPPKBPPA dan KPAD Sumsel.
Oknum guru itu bersedia dimutasi dan dipindahkan dari sekolah tempatnya mengajar saat ini. Juga tidak diperkenankan lagi untuk mengajar. Sementara, korban yang masih duduk di kelas 2 SMA akan diberikan pendampingan untuk pemulihan psikologisnya.
Kapolres Muratara, AKBP Koko Arianto Wardani melalui kasat Reskrim AKP Sopian Hadi mengungkapkan. Jika di 2023 ini telah terjadi sejumlah tidak kekerasan seksual di wilayah Muratara.
Namun yang paling menghebohkan yakni kasus Imam Mahdi (35) guru phodofil dengan 6 korban pelajar di bawah umur. Sebelumnya, hanya ada 4 kali ungkap kasus pencabulan termasuk kasus Imam Mahdi dan rata rata korban merupakan anak dibawah umur.
"rata rata pelakunya memakai narkoba, mungkin jumlahnya lebih banyak dari itu. Namun banyak yang tidak melapor, karena mungkin merasa aib, diintimidasi dan lainnya. Tapi kasus terakhir ini paling disorot karena korbanya banyak," ungkapnya.