Andalkan Satgas Darat, Sulit Jangkau Titik Api
Palembang Berselimut Kabut Asap
Para kepala desa (Kades) bersama jajaran diingatkan untuk menjaga wilayah masing-masing agar tidak terjadi karhutla.
Misalnya di Kabupaten Muba, yang saat ini masih harus waspada terhadap potensi karhutbunlah. Hal itu disampaikan Pj Bupati Muba, Drs H Apriyadi Mahmud, kemarin.
“Sudah sebulan ini kami minta para kades untuk menjaga betul desanya demi mengantisipasi terjadinya karhutla.
Alhamdulillah, semua terkendali,” ungkapnya. Apriyadi mengatakan, kemarin tercatat ada 12 hotspot, 3 di lahan gambut dan 9 di lahan non gambut.
“Beruntung 3 hotspot itu di lahan gambut sedang dan bisa diatasi cepat sehingga hal yang kita khawatirkan terjadinya kebakaran luas gambut tidak terjadi,” tambahnya.
BACA JUGA:1 Rumah Dilalap Si Jago Merah, Penghuni Rumah Lagi Kemana..
Sementara, dengan masih terjadinya karhutla di beberapa daerah, produksi asap terus berlangsung.
Kota Palembang jadi sasaran. Sejak Jumat malam (27/10) hingga Sabtu siang (28/10) asap menyelimuti kota pempek. Jembatan Ampera yang merupakan icon metropolis ini, hampir tidak terlihat lagi.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla), masih terjadi di wilayah OKI dan Ogan Ilir (OI).
Indeks Kualitas Udara di Kota Palembang berdasar pengukuran IQAir pada Sabtu (28/10), pukul 07.43 WIB, sudah mencapai 500 (sangat berbahaya).
Hampir dua kali lipat, dari hari sebelumnya. Dimana pada Jumat (27/10) pukul 06.00 WIB), pada angka 253 (sangat tidak sehat).
“Benar-benar tebal dan jarak pandang juga berkurang signifikan,” keluh Tia (24), warga Jl DI Panjaitan, Kelurahan Bagus Kuning, Plaju, yang pagi kemarin hendak beraktivitas ke Seberang Ilir.