“Untuk hari ini, ada 2 titik lahan terbakar. Di Desa Palemraya, Kecamatan Indralaya Utara, dan Kecamatan Indralaya Raya," kata Kepala Pelaksana BPBD OI, Edi Rahmat, kemarin.
Lokasi karhutla di Desa Palemraya kemarin, berbatasan dengan Desa Pulau Semambu dan Kelurahan Timbangan.
Posisinya dekat dengan Jalan Tol Palembang- Indralaya. “Yang terbakar lahan vegetasi rumput semak kering, dengan tipe tanah mineral dan sebagian semi gambut,” katanya.
Gambut membuat api sukar padam dan mengeluarkan konsentrasi asap cukup pekat.
Lokasi kebakaran di palemraya sudah mulai terbakar sejak Jumat sore (27/10).
"Wilayah Desa Palemraya, siang tadi masih pemadaman.
Sumber air minim, jadi tidak tuntas pemadaman,” ungkapnya.
Tanki air tidak bisa masuk sampai TKP, begitu juga untuk tangki back up supply air.
Kebakaran yang terus terjadi setiap harinya membuat produksi polusi asap belum selesai. Sepanjang Oktober 2023 ini, setidaknya sudah terjadi 83 kali karhutla, dengan luasan lahan 286,8 hektar.
“Sudah menurun, dibanding September lalu yang mencapai 113 kali karhutla dengan luas 606,38 hektar,” jelasnya.
Namun, jika ditotal selama Januari hingga 26 Oktober 2023, di Ogan Ilir sudah terjadi 285 kali karhutla dengan luas 1.153,25 hektar.
Pj Gubernur Sumsel Dr Agus Fatoni, menyatakan penanganan karhutla tidak bisa mengandalkan satu instansi saja.
“Harus berkolaborasi dalam pelaksanaannya di lapangan,” ucap Agus, usai menghadiri anniversary Asosiasi Driver Online (ADO) Sumsel yang ke-6, kemarin.
Kata Agus, dalam proses pemadaman bukan hanya melalui jalur darat. Namun juga dari udara dan perairan.
Pelaksana di lapangan, kerjasama TNI-Polri, Pemkab/Pemkot dan juga masyarakat peduli lingkungan.
Pemadaman harus terus dilakukan dan juga berkelanjutan. Proses pemadaman dilakukan dari darat, udara dan perairan.