7 Ciri Hubungan Toxic yang Harus Segera Diakhiri, Nomor 6 Sering Dianggap Wajar

Tujuh ciri hungan toxic yang harus diakhiri--

SUMATERAEKSPRES.ID- Semua orang di dunia ini tentu menginginkan  hubungan yang sehat, baik itu dalam hubungan percintaan,  pertemanan,  hingga keluarga.

 

Tapi, tidak sedikit pula yang terjebak di dalam hubungan toxic atau toxic relationship.

 

Hubungan toxic adalah suatu lingkaran hubungan yang tidak sehat yang perlu segera diatasi. 

 

Namun, sebagian besar orang yang berada dalam hubungan ini tidak menyadari bahwa ia tengah terjebak di hubungan yang toxic.

 

BACA JUGA:Pasutri Wajib Tahu, Ini 7 Alat Kontrasepsi Untuk Mengatur Kehamilan

 

BACA JUGA:Bebaskan Diri dari Intimidasi! 5 Mesin Gym yang Cocok untuk Wanita

 

Apa itu Hubungan Toxic (Toxic Relationship)?

 

Hubungan toxic adalah hubungan tidak sehat sehingga membuat individu yang terlibat di dalamnya merasa tidak bahagia, direndahkan, mengalami ketidakadilan, selalu menjadi sasaran amarah yang berakhir pada kekerasan verbal, psikologis maupun fisik.

 

Hubungan toxic adalah situasi yang tidak dapat dianggap sepele. 

 

Jika dibiarkan, hubungan yang tidak sehat tersebut dapat memengaruhi kesehatan mental maupun fisik seseorang.

 

Meski sering diidentikkan dengan hubungan antar kekasih, sebenarnya toxic relationship juga bisa terjadi pada ranah pertemanan bahkan keluarga.

 

Kenali Ciri-Ciri Hubungan Toxic

 

Tidak semua orang yang sedang berada dalam hubungan toxic dapat menyadari situasinya. 

 

Cukup banyak yang menganggap bahwa perlakuan-perlakuan yang didapatkan adalah suatu hal yang normal. 

 

Ini beberapa ciri hubungan toxic:

 

1. Tidak  Menjadi Diri Sendiri

 

Salah satu tanda hubungan toxic adalah sulit menjadi diri sendiri karena adanya kontrol dari pihak lain. 

 

Kondisi ini membuat seseorang selalu bersikap tidak seperti dirinya sendiri, melainkan sesuai dengan tuntutan orang lain.

 

2. Selalu Dikontrol

 

Dalam suatu hubungan toxic, akan selalu ada salah satu pihak yang mendominasi dan berusaha untuk selalu memegang kendali. 

 

Misalnya saja, pasangan yang terus-menerus mengatur kehidupan sesuai keinginannya, meski tidak sejalan dengan pandangan pasangannya. 

 

Dalam situasi ini, pihak yang mendominasi akan terus mengucapkan kalimat-kalimat manipulatif atau melakukan sesuatu yang membuat korban mau tidak mau harus menurutinya.

 

BACA JUGA:7 Penyebab Anda Gagal Diet, Nomor 5 Paling Sering Terjadi

 

BACA JUGA:Turunkan BB Secara Permanen, Ini Manfaat hingga Contoh Menu Diet Mayo

 

3. Tidak Mendapat Dukungan

 

Pada hubungan asmara maupun pertemanan yang tidak sehat, pencapaian salah satu orang justru akan dianggap sebagai suatu kompetisi. 

 

Hal ini membuat mereka tidak saling memberikan dukungan atau apresiasi satu sama lain dan justru saling bersaing secara tidak sehat.

 

4. Tidak Mendapat Kepercayaan

 

Dalam suatu hubungan yang sehat, seharusnya tercipta rasa saling percaya antar pasangan. 

 

Namun pada toxic relationship, muncul rasa cemburu secara berlebihan (trust issue) pada salah satu pihak hingga memicu tindakan-tindakan yang ekstrem. 

 

Misalnya menyita handphone, memeriksa isi chat di handphone, atau melarang pasangan berteman dengan orang lain khususnya lawan jenis.

 

5. Sering Dibohongi

 

Kunci suatu hubungan yang sehat adalah kejujuran. 

 

Jika salah satu pihak dalam hubungan tersebut sering berbohong dan ketahuan menutupi banyak hal, maka bisa jadi hubungan tersebut sudah tidak sehat atau toxic.

 

BACA JUGA:Chia Seed, Si Kecil yang Ampuh Bantu Program Diet

 

BACA JUGA:Gaya Hidup Lebih Sehat dengan Diet Clean Eating, Berikut Panduan Menunya

 

6. Alami Kekerasan

 

Kekerasan, baik dalam bentuk verbal maupun non verbal merupakan hal yang salah dan tidak dapat dianggap hal yang wajar. 

 

Jika mengalami hal tersebut dalam suatu hubungan, bisa dipastikan hubungan tersebut sudah tidak sehat.

 

7. Tidak Ada Komunikasi yang Baik

 

Dalam hubungan yang toxic, biasanya pihak-pihak di dalamnya tidak bisa berkomunikasi dengan baik. 

 

Komunikasi yang terjadi cenderung berakhir menjadi pertengkaran. 

 

Pada akhirnya, masing-masing orang menjadi enggan berbicara satu sama lain, sehingga tidak menemukan solusi dan akhirnya menghindari satu sama lain.

 

Apa Dampak Hubungan Toxic?

 

Dalam hubungan yang sehat, setiap individu di dalamnya akan saling menyayangi, serta memberikan rasa nyaman dan aman. 

 

Berbeda pada toxic relationship yang salah satu pihaknya cenderung mendominasi, berkuasa, memanipulasi, melakukan kekerasan, dan mempermainkan orang lain.

 

Pada sebagian besar kasus toxic relationship dalam percintaan, pihak yang menjadi korban terkadang tidak menyadari bahwa ia sedang dalam hubungan tidak sehat. 

 

Justru, ia akan menganggap sikap pasangannya sebagai hal normal dan tetap bertahan atas dasar cinta.

 

Hal tersebut membuat hubungan toxic yang dialami tak kunjung berakhir dan menjadi berlarut-larut. 

 

Padahal, dalam toxic relationship, tak jarang korban mengalami cemas berlebih, stres, hingga depresi bahkan mengalami penyakit tertentu, seperti gangguan psikosomatik dan penyakit jantung.

 

BACA JUGA:6 Panduan Diet Sehat Buat Para Wanita Karir, Nomor 4 Paling Gampang

 

BACA JUGA:Jadi Diet Paling Digemari, Ini Panduan Intermittent Fasting bagi Para Newbie

 

 

Cara Keluar dari Hubungan Toxic

 

Beberapa hal yang dapat dilakukan agar lebih mudah untuk keluar dari hubungan toxic adalah sebagai berikut:

 

Mengakui adanya permasalahan dalam hubungan tersebut dan tidak terus-menerus menyangkal perasaan dan kenyataan yang sebenarnya.

 

Belajar lebih menghargai dan meyakinkan diri sendiri bahwa setiap orang berhak bahagia serta memiliki kebebasan.

 

Memulai komunikasi secara sehat dengan saling memahami dan menghindari tindak kekerasan. 

 

Namun jika tidak menemukan solusi terbaik, maka perpisahan mungkin lebih disarankan agar hubungan toxic tersebut tidak berlarut-larut.

 

Menentukan rencana mengenai hal apa yang akan dilakukan setelah berhasil keluar dari hubungan toxic.

 

Memantapkan tujuan untuk mandiri, misalnya dengan mencari pekerjaan baru.

 

Jangan ragu untuk bercerita dengan orang terdekat.

 

Memberi batasan terhadap orang-orang yang menjadi sumber hubungan toxic tersebut.

 

Lebih banyak meluangkan waktu untuk diri sendiri, misalnya melakukan perawatan atau meditasi.

 

Memperbanyak interaksi dengan orang-orang yang dapat memberikan energi positif dan bisa menjadi support system saat menghadapi permasalahan dalam hubungan.

 

Memang keluar dari hubungan toxic bukanlah hal yang mudah.

 

Terlebih lagi jika hubungan yang terjalin sudah lama. 

 

Yakinlah setiap orang berhak mendapatkan pasangan maupun teman yang bisa membuatnya merasa aman dan bahagia.(berbagai sumber)

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan