Kondisi Jalan Cukup Ekstem, Sehari Dua Kali Pecah Ban
Akir, koordinator Forum PPEP Muba
Bergelut di dunia pertanian memang sudah mendarah daging dalam diri Akir, koordinator Forum Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian (PPEP) Muba. Bahkan, berbagai tantangan baik itu jalan yang rusak dia hadapi dengan semangat.
-----------------------------------------
PRIA lulusan SMK Pertanian jurusan Perkebunan ini setiap harinya selalu berhubungan dengan pertanian. Ya, memang Akir ini merupakan koordinator Forum PPEP di Muba. Dia sendiri bertugas di Kecamatan Jirak Jaya.
Meski kondisi jalan di wilayah tugasnya agak ekstrem namun Akir selalu bersemangat bertemu dengan petani binaannya. ‘’Sangat senang rasanya jika bisa membantu petani meningkatkan hasil panennya,’’ ujarnya.
Diakuinya, dalam betugas sebagai penyuluh banyak menemukan rintangan di perjalanan terutama di wilayah binaannya Desa Mekar Jaya, Kecamatan Jirak Jaya.
Di desa perbatasan paling ujung di Muba ini, jalan yang harus ditempuh berupa jalan tanah.
Terkadang jalan berlumpur dan bebatuan. ‘’Kondisi jalan yang rusak membuat kami harus tetap berjuang agar bisa menyampaikan ilmu pertanian ke petani,’’ katanya yang selama ini masih menggunakan motor pribadi.
Bahkan, kondisi tanah bebatuan pernah membuat ban motornya dua kali pecah dalam sehari. ‘’Tapi itulah ’nikmatnya’ bekerja di daerah yang cukup jauh dari ibu kota. Semua ini kami anggap sebagai ujian kecil yang tak membuat kami patah semangat. Kami tetap semangat dan tekad kami selalu ada demi kesejahteraan petani,’’ katanya.
Dirinya berharap agar janji pemerintah untuk memberikan kendaraan atau motor bagi penyuluh terealisasi. ‘’Kami sangat berharap ini bisa terealisasi. Karena selama ini kami menggunakan motor pribadi,’’ katanya.
Memang, sebelumnya, Pemprov Sumsel melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel menganggarkan dan menyiapkan kendaraan dinas bagi para penyuluh pertanian. ‘’Sudah kita anggarkan sebagai bentuk kepedulian kita. Tapi pengadaan tidak menyeluruh. Bertahap dan menyesuaikan anggaran dan kebutuhan," ujar Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan Dr Ir HR Bambang Pramono MSi.
Dikatakan, nantinya akan diteliti dan dilihat daerah mana saja yang urgent dan dianggap sangat membutuhkan kendaraan operasional. ‘’Jadi program pemerintah untuk menjaga ketahanan dan swasembada pangan melalui penyuluh ini bisa terealisasi,’’ ujarnya.
Sementara itu, apa yang dilakukan Akir untuk meningkatkan kesejahteraan petani dapat diacungi jempol. Seperti kegiatan Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Sari, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Jirak Jaya. Banyak hasil yang didapat dari program para ibu-ibu di desa ini.
KWT yang beranggotakan 30 orang ini mengelola lahan seluas 40 m x 40 m dengan ditanami beragam sayur mayur. Mulai dari mentimun, labu hijau, oyong, kangkung, tomat ranti, kacang panjang, terong ijo imun labu hijau, oyong kangkung, cong cabai, kacang panjang, terong ijo hingga terong ungu.
Dikatakan, dari tanaman anggota KWT sudah panen 4 hingga 5 kali. ‘’Hasil panen dibagikan ke semua anggota KWT. Jika berlebih ada juga yang dijual ke warga sekitar,’’ ujarnya.
Hasil penjualan dimasukkan dalam kas KWT. Saat ini saldo KWT sudah mencapai sekitar Rp6 juta lebih. Dana hasil penjualan ini bisa digunakan untuk membeli kebutuhan lahan. Seperti pupuk, bibit hingga pestisida. ‘’Warga pun sangat senang dengan adanya penanaman yang dilakukan KWT. Mereka tak lagi belanja sayur ke luar desa, langsung ke lahan KWT, mereka dapat membeli dan memetik dari tanaman dan tentunya lebih segar,’’ katanya. (sms/)