https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Ahli Sebut Deteksi Dini Kanker dengan Teknologi Nuklir Aman Dilakukan

DETEKSI DINI: Teknologi nuklir bantu deteksi dini pada kanker.FOTO: verywell health--

SUMATERAEKSPRES.ID- Teknologi nuklir radioisotop dan radiofarmaka menjadi solusi medis yang inovatif serta dapat mendukung pengobatan kanker.

Teknologi ini lebih efektif dalam membantu deteksi dini kanker yang menjadi kunci peluang keberhasilan terapi. 

"Teknologi nuklir adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknik yang berkaitan dengan penggunaan energi atau bahan dari reaksi nuklir. Salah satu penerapannya di bidang kesehatan adalah penggunaan radiofarmaka untuk mendeteksi, mendiagnosis, dan mengobati penyakit, terutama kanker," papar Ketua Perhimpunan Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler Indonesia (PKN-TMI), dr. Yustia Tuti, SpKNTM, Subsp.(K)Onk, FANMB melansir RRI. 

Lebh lanjut Dokter Yustia membeberkan bahwa radiofarmaka merupakan senyawa kimia dengan inti atom radioaktif yang digunakan dalam diagnosis dan pengobatan kanker.

BACA JUGA:Awas Kanker Nasofaring Tanpa Gejala

BACA JUGA:Banyak Pasien Kanker Berobat saat Parah, Kurang Kesadaran dengan Gejala Awal

Radiofarmaka digunakan dalam teknologi canggih seperti Positron Emission Tomography (PET Scan) dan Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).

Salah satu radiofarmaka yang biasa digunakan dalam PET Scan adalah F18-Fluorodeoxyglucose (FDG), analog glukosa yang mengandung isotop radioaktif Fluor-18. 

Sel kanker, yang memiliki metabolisme tinggi, menyerap FDG lebih banyak dibandingkan sel normal, memungkinkan PET Scan mendeteksi keberadaan dan penyebaran kanker secara akurat.

"Penyerapan F18-FDG yang lebih tinggi pada sel kanker memungkinkan PET Scan memberikan gambaran yang sangat akurat tentang lokasi dan tingkat penyebaran kanker. Prosedur ini aman karena dilakukan dengan dosis radiasi terukur dan mengikuti prinsip-prinsip keselamatan pasien," paparnya. 

Masih kata dia,  prosedur PET Scan aman jika dilakukan dengan menerapkan tiga prinsip dasar keselamatan radiasi. 

Pertama, justifikasi, yaitu manfaat prosedur harus lebih besar daripada risikonya. 

Prinsip kedua, optimisasi, yaitu penggunaan dosis yang terukur tanpa mengurangi kualitas diagnostik. 

Ketiga, pemantauan, yaitu pencatatan dosis radiasi secara ketat untuk memastikan keamanan pasien.

BACA JUGA:Selamatkan Hidup, Deteksi Dini Kanker Payudara, Sadari dan Pemeriksaan Klinis

 

BACA JUGA:RSMH Bangun Gedung Onkologi Center, Layani Penderita Kanker se-Sumbagsel

Walaupun penggunaan PET Scan melibatkan bahan radioaktif, prosedur ini tetap aman berkat pengawasan ketat dan dosis yang terukur. 

Namun ia juga menyayangkan  perkembangan kedokteran nuklir di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara maju di Asia.

Untuk itu, salah satu perusahaan farmasi PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) menunjukkan komitmennya dengan membangun fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka. 

Khususnya F18-FDG, untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang lebih terjangkau dan berkualitas.(lia)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan