Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah pada 2-6 Desember 2024
Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah pada 2-6 Desember 2024-Foto: Bank Indonesia-
Hal ini menunjukkan adanya penurunan risiko kredit Indonesia di mata investor global.
Namun, dalam periode 2 hingga 5 Desember 2024, tercatat bahwa nonresiden melakukan jual neto sebesar Rp5,13 triliun.
Di pasar saham, terjadi pembelian neto sebesar Rp1,24 triliun, namun di pasar SBN, nonresiden tercatat melakukan jual neto sebesar Rp1,37 triliun.
Selain itu, transaksi jual neto juga terjadi di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), yang mencapai Rp5,00 triliun.
Meskipun demikian, sepanjang tahun 2024, nonresiden tercatat melakukan pembelian neto di pasar saham sebesar Rp22,13 triliun, di pasar SBN sebesar Rp32,33 triliun, dan di SRBI sebesar Rp175,89 triliun.
Data ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan, investor asing masih memiliki minat yang cukup tinggi terhadap pasar Indonesia meskipun terjadi fluktuasi dalam jangka pendek.
Strategi Bank Indonesia untuk Menjaga Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia
Dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait lainnya.
Bank Indonesia berkomitmen untuk mengoptimalkan kebijakan yang bersifat bauran, baik itu dalam hal kebijakan moneter maupun kebijakan makroprudensial, guna mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Dengan adanya kebijakan yang terkoordinasi dengan baik, diharapkan Indonesia dapat tetap berada dalam jalur yang tepat untuk mengatasi tantangan eksternal dan menjaga kestabilan nilai Rupiah serta ekonomi secara keseluruhan.