https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Infrastruktur Ramah Disabilitas Minim, Ajak Penyandang Disabilitas Berkarya

HARI DISABILITAS: Pj Ketua TP PKK Provinsi Sumatera Selatan, Melza Elen Setiadi menghadiri Peringatan Hari Disabilitas Internasional Tahun 2024 di Sentra Budi Perkasa, Minggu (1/12).-foto: kris/sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Hari Disabilitas Internasional pada 3 Desember 2024 menjadi momen refleksi, salah satunya masih minimnya akses bagi penyandang disabilitas di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yang harus jadi perhatian. 

Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Sumsel, Saipul, mengatakan, jumlah penyandang disabilitas di Sumsel ada sekitar 10 ribuan, sedangkan di Kota Palembang angkanya di 7.700-an. "Persoalan yang masih dihadapi penyandang disabilitas, yaitu akses. Baik dari sisi pembangunan infrastruktur berupa fasilitas umum yang ramah disabilitas hingga akses peningkatan SDM," ujarnya di sela-sela Peringatan Hari Disabilitas Internasional yang diselenggarakan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HDWI) Sumsel di Sentra Budi Perkasa, Minggu (1/12). 

Saipul menjelaskan, terkait akses infrastruktur ini semestinya pemerintah seperti PUPR melakukan koordinasi ke PPDI untuk membangun infrastruktur yang ramah bagi penyandang disabilitas. Karena yang mengerti kebutuhan disabilitas itu adalah penyandang disabilitas itu sendiri.

Dia mencontohkan seperti trotoar yang masih tidak ramah disabilitas. "Dipasang pagar atau terlalu tinggi sehingga kursi roda tak bisa mengakses atau melewatinya," jelasnya. Kemudian dalam akses peningkatan SDM agar penyandang disabilitas diterima di pasar kerja/lowongan pekerjaan yang tersedia untuk mereka. Lapangan kerja untuk penyandang disabilitas memang sudah tersedia, namun belum terakses maksimal kendati pihaknya pun menyadari kemampuan SDM yang masih kurang. 

BACA JUGA:BRI Peduli Dukung Pengembangan Penyandang Disabilitas Melalui Beasiswa dan Renovasi Sarana di YPAC Jakarta

BACA JUGA:Pelayanan Ramah Disabilitas BRI Tuai Pujian Netizen: “The Real Melayani

"Di sini kita minta pemerintah hadir memberikan pelatihan, atau program kejar paket untuk berkomunikasi dengan PPDI supaya penyandang disabilitas dapat meningkatkan kemampuan mereka dan mandiri secara ekonomi," ujarnya. 

Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Sumsel, Hikma Miliana mengatakan wanita penyandang disabilitas kurang lebih 1.000-an orang, khususnya yang berada di Kota Palembang. Penyadang disabilitas ini beragam jenisnya, ada yang fisik, sensor hingga disabilitas mental. "Kita memberikan advokasi kepada pemerintah untuk memberdayakan perempuan disabilitas, memberikan pelatihan keterampilan baik kerajinan, kuliner, dan sebagainya sehingga mereka mampu mandiri," katanya. 

Dikatakan, sejauh ini pemerintah seperti Dinas PPA sebagai mitra sangat mendukung kegiatan pelatihan seperti ini berjalan baik. Hanya saja, beberapa akses untuk disabilitas seperti tuna netra masih terbatas. Pihaknya pun meminta secara khusus pelatihan pembuatan telur asin ke Dinas PPA untuk para tuna netra. "Begitupun rungu wicara masih perlu ditingkatkan lagi karena sangat jauh tertinggal. Pelatihannya harus ada pelatih khusus atau penerjemah bahasa isyarat," tandasnya. 

Pj Ketua TP PKK Provinsi Sumatera Selatan, Melza Elen Setiadi menyampaikan penyandang disabilitas kadang merasa rendah diri tidak dihargai. Dengan adanya kegiatan semacam ini mereka dapat diajak, memotivasi untuk mandiri. "Pesan kepada wanita-wanita disabilitas agar terus berkarya dalam keterbatasan. Dengan kelebihan yang ada pada mereka akan memandirikan mereka sendiri," sampainya. 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan