Pembangunan Manusia Sumatera Selatan dan Tantangan Demokrasi
Marpaleni, MA, Ph.D, Statistisi Ahli Madya di BPS Provinsi Sumatera Selatan--
Ketimpangan ini tidak hanya membatasi pembangunan manusia, tetapi juga menghambat partisipasi politik.
Tanpa akses internet yang memadai, warga pedesaan kesulitan mendapatkan informasi politik yang cepat dan akurat, membuat mereka lebih rentan terhadap hoaks dan disinformasi.
Tantangan Masa Depan: Membangun Demokrasi yang Lebih Inklusif dan Berkelanjutan
Tantangan utama ke depan adalah memastikan pembangunan manusia sejalan dengan peningkatan kualitas demokrasi.
Ketimpangan ekonomi, akses layanan dasar, dan infrastruktur digital yang belum merata tetap menjadi hambatan besar dalam menciptakan demokrasi yang inklusif.
Meski indikator IPM dan kesejahteraan ekonomi menunjukkan tren positif, keberlanjutan demokrasi di Sumatera Selatan memerlukan kebijakan yang lebih proaktif dan terarah.
Prioritas utama harus diberikan pada pemberdayaan ekonomi melalui pengurangan ketimpangan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja yang lebih luas.
Program-program yang fokus pada pengentasan kemiskinan dan pendidikan politik bagi masyarakat marginal sangat diperlukan untuk memperkuat demokrasi lokal.
BACA JUGA:Prediksi Bank Indonesia, Pertumbuhan Ekonomi 2024 Bisa Capai 5,5%
BACA JUGA:Etika Berdemokrasi dalam Perspektif Islam
Sinergi antara pemerintah, sector swasta, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan akses yang setara terhadap pendidikan, kesehatan, dan teknologi digital.
Kebijakan yang strategis dan komprehensif dibutuhkan untuk mengatasi tantangan ini. Peningkatan kesejahteraan, pendidikan politik yang lebih baik, serta pengembangan infrastruktur digital yang merata akan menjadi kunci dalam menciptakan partisipasi politik yang lebih kuat dan demokrasi yang lebih berkualitas.(*)