https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Digitalisasi Koperasi-UMKM Wujudkan Indonesia Emas

TIMBANG PAKET : Karyawan warung pempek sedang menimbang berat paket pempek pesanan konsumen. Paket tersebut mau dikirim ke Kota Jakarta sesuai alamat pelanggan. Saat ini penjualan pempek secara online telah mendominasi omset UMKM Pempek di Palembang.-Foto : Rendi/Sumateraekspres.id-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Perkembangan teknologi berhasil mengubah gaya hidup masyarakat yang ingin serba praktis memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Kini mau transaksi apa saja bisa via online, kapan pun dari manapun. Mau belanja produk, pinjam uang, hingga bayar tagihan atau buka rekening tabungan.

Tak ayal jika pasar online, baik itu transaksi jual beli barang melalui e-commerce (marketplace) atau social commerce (media sosial) maupun Fintech P2P Lending/pinjaman online meningkat pesat. Diiringi tingginya transaksi keuangan/pembayaran digital via online banking, uang elektronik (e-money), dompet elektronik (e-wallet), hingga QRIS.

Data Bank Indonesia (BI) menunjukan transaksi e-commerce tahun 2015 baru sebesar Rp42,7 triliun, 2018 Rp143 triliun, lalu naik berlipat-lipat pada 2023 menjadi Rp453,75 triliun, sementara 2024 diproyeksi Rp487 triliun dan 2025 Rp503 triliun.

Sama halnya penyaluran pinjaman Fintech P2P Lending kepada penerima pinjaman (borrower) hingga Mei 2024 sebesar Rp874,5 triliun, naik dibanding Mei 2023 (yoy) Rp621,8 triliun. Angka ini merujuk data Fintech P2P Lending yang tercatat resmi di OJK. Untuk transaksi digital banking dan uang elektronik tahun 2023, BI mencatat masing-masing Rp58.478,2 triliun dan Rp835,84 triliun.

Melihat potensi market yang begitu besar, seiring peralihan pasar offline ke online, digitalisasi seharusnya menjadi peluang sekaligus tantangan bagi koperasi dan UMKM meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya agar naik kelas dan berdaya saing tinggi. Semakin maju koperasi dan UMKM, semakin besar pula kans Indonesia mewujudkan visi Negara Maju atau Indonesia Emas 2045 sebagaimana Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

BACA JUGA:33 Tahun Memajukan Perekonomian UMKM

BACA JUGA:OJK dan PNM Gelar Literasi Keuangan Syariah di Aceh untuk Meningkatkan Kesejahteraan UMKM Perempuan

Walaupun meraihnya, pertumbuhan ekonomi setidaknya minimal 6 persen dari rata-rata saat ini 5 persen per tahun, supaya proyeksi GNI per kapita 2042 masuk high income (pendapatan tinggi) senilai US$ 18.790. Peran UMKM mengakselerasi laju perekonomian sangat krusial, mengingat sektor UMKM menyokong PDB RI terbesar mencapai 61,9 persen atau setara Rp7.614,5 triliun pada 2023, berdasarkan Harga Konstan 2010. Ada 64,2 juta UMKM di Tanah Air menyerap 117 juta tenaga kerja nasional (97 persen).

Sayangnya hingga Desember 2023, UMKM yang mengadopsi teknologi digital baru sekitar 27 juta (42 persen), target Pemerintah 2024 menjadi 30 juta UMKM. Survei Kementerian Koperasi dan UKM, banyak kendala dihadapi pelaku UMKM untuk go digital, yaitu 40 persen memiliki keterbatasan akses pada teknologi, 30 persen keterbatasan SDM, dan 30 persen tidak paham manfaat digitalisasi.

Peran Pemerintah dan stakeholder terkait sangat urgent mendorong digitalisasi seluruh UMKM, baik melalui peningkatan dan pemberdayaan UMKM, inkubasi bisnis, menyediakan akses/fasilitas digitalisasi berupa jaringan internet, platform jual beli, memfasilitasi pembiayaan (permodalan), memperluas akses e-payment, dan sebagainya.

Selama ini manfaat digitalisasi telah banyak dirasakan UMKM yang go digital. Omset penjualan online-nya bahkan melampaui penjualan offline. Sebagai contoh, Asosiasi Pengusaha Pempek (Asppek) Palembang mencatat produksi UMKM pempek sehari mencapai 14 ton, sekitar 6-8 ton pempek dikirim keluar kota dari pesenan online.

“Sekarang banyak UMKM kita memasarkan pempek lewat medsos. Proporsi penjualan online ini mencapai 55-60 persen,” ujar Sekretaris Asppek Palembang, Kartini, Senin (29/7/2024). Ia menyebut UMKM pempek mulai ramai menggunakan teknologi saat pandemi Covid-19. Kala itu penjualan offline susah, banyak pelaku UMKM konvensional bertumbangan. Namun UMKM yang go digital mampu survive.

BACA JUGA:Dukung UMKM Kopi Berkembang, BSB Kucurkan KUR Rp722 Miliar untuk Permodalan

BACA JUGA:Pacu Literasi Akses Keuangan UMKM Perempuan

Tag
Share