https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Berikan Serah-serahan, Pertunangan Cilik tapi Tak Mengikat

TRADISI: Kidah-kidahan merupakan salah satu tradisi yang ada di Kecamatan Rambang, Muara Enim. Biasanya kegiatan ini untuk memeriahkan acara khitanan anak laki - laki namun dibalut seperti pertunangan yang membawa seserahan ke rumah perempuan layaknya ora--

MUARA ENIM, SUMATERAEKSPRES.ID - Dengan wilayah yang luas, Kabupaten Muara Enim sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan ini memiliki beragam budaya.

Salah satunya budaya kidah-kidahan yang masih dilestarikan meskipun kini mulai berkurang. 

BACA JUGA:Sumatera Selatan Memiliki 6 Indikasi Geografis Baru, Pemkab Muara Enim Mengembangkan Kopi Liberica

BACA JUGA:Kolaborasi UMP dan Alumni Hadirkan Listrik di Sekolah Terpencil Muara Enim

Budaya kidah-kidahan sendiri sempat viral yang terjadi di kawasan Rambang tepatnya di Desa Sugihan. Dalam kidah-kidahan tersebut dilakukan oleh anak laki-laki dan perempuan. 

Seperti halnya orang dewasa, kidah-kidahan juga seperti lamaran. Ada hantaran yang dibawa pihak laki-laki ke rumah pihak perempuan.

Bahkan serah-serahannya nilainya fantastis namun sifatnya tidaklah mengikat antara kedua belah pihak dan lebih kepada mempererat silaturahmi. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muara Enim, Rusdi Hairullah Msi mengatakan budaya kidah-kidahan pada dasarnya bukanlah budaya khas Muara Enim karena kegiatan serupa juga ada di daerah lainnya.

"Akan tetapi ada daerah di kawasan Rambang yang kini sudah mekar menjadi beberapa kecamatan masih melakukan budaya ini," ujarnya. 

Lanjutnya, kidah-kidahan merupakan suatu bentuk tanda syukur dan mempererat tali silaturahmi di antara satu keluarga dengan keluarga lainnya. "Caranya dengan mengadakan acara kidah-kidahan tersebut," ungkapnya.

Dikatakan, kidah-kidahan seperti perjodohan yang dilakukan pada anak-anak dan biasanya tidak sampai ke jenjang pernikahan ketika dewasa nanti. "Jarang yang ketika dewasa nanti menikah kalaupun ada ya di kawasan Rambang itu," bebernya. 

Dikatakan, banyak yang tidak sampai menikah karena kidah-kidahan tidaklah bersifat mengikat ditambah banyak faktor lain.

"Misalnya masing-masing punya pilihan sendiri ketika menikah nanti, jadi ya perbandingannya mungkin kira-kira 1 berbanding 100," tuturnya. 

Budaya kidah-kidahan, kalau dikatakan merupakan budaya khas Muara Enim itu tidak mencakup semua yang mengadakannya. "Tidak seluruh wilayah, akan tetapi di wilayah  Rambang sudah ada sejak lama melekat di wilayah ini," bebernya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan