https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriah, Momentum Introspeksi Diri

Prof Dr H Duski Ibrahim MAg-FOTO: IST-

SUMATERAEKSPRES.ID - TANGGAL 1 Muharram adalah tahun baru Islam atau tahun baru Hijriyah yang mengacu kepada sistem penanggalan berdasarkan peredaran bulan. Di setiap bulan Muharram, tidak terkecuali tahun 1446 hijriah ini, seyogianya dijadikan sebagai momentum penting bagi kaum muslimin untuk melakukan introspeksi diri. 

Masing-masing mereka diharapkan merenungkan kembali perasaan, pikiran-pikiran dan pengalaman atau perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan di masa lalu. Untuk selanjutnya dijadikan refleksi dalam kehidupan saat ini.

Banyak persoalan besar yang melanda masyarakat kita saat ini, sehingga dirasa perlu untuk melakukan introspeksi diri. Dalam kesempatan ini, mungkin suatu pernyataan subjekif kalau saya mengatakan bahwa problem yang paling mendasar untuk diintrospeksi adalah masalah amanat, yang betul-betul sangat memprihatinkan. 

Dalam konteks agama, amanat adalah melaksankan hak-hak Allah SWT dengan cara mengerjaan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan larangan-Nya dalam rangka merealisaikan ajaran takwa.

BACA JUGA:Bulan Muharram Tradisi Spesial dan Perayaan Tahun Baru Islam di Indonesia

BACA JUGA:Pedang Zulfikar: Simbol Kejayaan Islam yang Legendaris, Ini Rahasia Kekuatannya!

Tetapi, amanat dalam konteks sosial berarti memberikan hak-hak kepada pihak yang memang memiliki hak untuk menerimanya. Tanpa melaksanakan amanat berarti berkhianat kepada masyarakat. 

Di antara ciri khianat tersebut adalah mengabaikan janji setia atau sumpah setia, terutama bagi para pejabat ketika baru akan menduduki jabatan tertentu. Banyak oknum pejabat umpamanya, yang tidak  berusaha menumbuh-kembangkan sifat-sifat terpuji, belum merasakan adanya rasa malu ketika melakukan kejahatan.

Termasuk kejahatan moral, masih semata-mata bertujuan untuk kepentingan duniawi semata, sehingga tidak jarang terjadi menghalalkan segala cara. Termasuk oknum pejabat ketika menerima siswa-siswa di sekolah-sekolah, walaupun terkadang menzalimi siswa lain yang memang berhak.

Tidak hanya itu, banyak ditemukan oknum pejabat yang menyalahgunakan jabatannya. Umpamanya, uang negara digunakan untuk berfoya-foya memenuhi kepentingan pribadi, kepentingan keluarga dan untuk kepentingan orang-orang yang sebenarnya tidak berhak.

BACA JUGA:Mengenal 5 Panglima Perang Islam Terbaik dan Tangguh, Mengubah Sejarah Dunia!

BACA JUGA:Sejarah Kesultanan Palembang Darussalam: Kekuatan Islam di Sumatera Selatan!

Apalagi uang negara yang digunakan untuk kejahatan yang terkait dengan moral, karena mengikuti syahwat. Jabatan-jabatan yang diemban melalui sumpah setia tidak jarang dimanfaatkan secara sewenang-wenang, melakukan kezaliman dan untuk keuntungan pribadi yang tidak selayaknya. 

Tentu saja, kita sangat mengharapkan para calon kepala daerah yang akan ikut bertarung dalam pemilukada tidak akan khianat, ketika terpilih menjadi pejabat.  Untuk itu, introspeksi diri menjadi sangat penting. Introspeksi diri ini dimulai dari diri sendiri dan dilakukan secara sadar. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan