https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Waspada Glaukoma Si Pencuri Penglihatan, Sering Berkembang Tanpa Gejala

DR Dr Iwan Soebijantoro SpM(K)-foto: ist-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Glaukoma dikenal sebagai "pencuri penglihatan" karena sering berkembang tanpa gejala yang jelas hingga menyebabkan gangguan permanen berupa kebutaan yang tidak dapat dipulihkan. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi kunci utama dalam mencegah kebutaan akibat penyakit ini. 

Menurut DR Dr Iwan Soebijantoro SpM(K), konsultan oftalmologi di JEC Eye Hospitals and Clinics, glaukoma sendiri adalah kondisi di mana adanya peningkatan tekanan di dalam bola mata yang merusak saraf optik. Akibatnya, terjadi penurunan fungsi penglihatan.

"Glaukoma merupakan penyakit mata yang sering kali berkembang tanpa gejala di tahap awal, sehingga banyak penderita baru menyadari ketika sudah mengalami gangguan penglihatan yang permanen," ujar Dr Iwan.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023, dari 39 juta kasus kebutaan di dunia, sebanyak 3,2 juta disebabkan oleh glaukoma dan prevalensi glaukoma mencapai 0,46 persen, atau sekitar 4 hingga 5 orang per 1.000 penduduk.

Lebih lanjut, dr Iwan menerangkan sekitar 80 persen kasus glaukoma tidak memiliki gejala, sehingga banyak pasien yang baru terdiagnosis secara tidak sengaja saat menjalani pemeriksaan kesehatan mata rutin. "Namun, dalam kasus glaukoma akut, gejala seperti sakit kepala hebat, pandangan tiba-tiba kabur, mual, muntah, dan nyeri mata intens dapat muncul," tuturnya.

BACA JUGA:Glaukoma Absolut, Turunkan Kualitas Hidup

BACA JUGA:Nyatanya, Glaukoma Bisa Terjadi Semua Usia

Dikatakan, Dalam kondisi ini, pasien hanya memiliki waktu 2 x 24 jam untuk menurunkan tekanan bola mata sebelum kerusakan menjadi permanen. “Oleh sebab itu, pemeriksaan mata berkala sangat dianjurkan, terutama bagi individu dengan faktor risiko seperti usia di atas 40 tahun, riwayat keluarga dengan glaukoma, diabetes, atau tekanan bola mata tinggi," tandas dr Iwan.

Meskipun penyakit glaukoma tidak dapat disembuhkan, penanganan penyakit ini tetap dapat dilakukan untuk memperlambat dampak buruk penglihatannya. Menurut Prof. DR. Dr. Widya Artini Wiyogo, SpM(K), selaku Head of Glaucoma Service JEC Eye Hospitals and Clinics, teknologi modern dalam deteksi dini glaukoma, memungkinkan diagnosis lebih cepat dan akurat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan